Ilustrasi/kolinlamil.tnial.mil.id

Koran Sulindo – Indonesia merupakan negeri yang cukup luas. Ribuan pulau masuk ke dalam wilayah Indonesia. Ada beberapa pulau di Indonesia yang berbatasan dengan negara tetangga. Sedangkan untuk wilayah darat, Indonesia berbatasan langsung dengan tiga negara, yakni Malaysia, Papua Nugini, danTimor Leste dengan panjang garis perbatasan darat secara keseluruhan adalah 2914,1 km.

Luasnya wilayah perbatasan laut dan darat Indonesia tentunya membutuhkan dukungan sistem manajemen perbatasan yang terorganisir dan profesional, baik itu ditingkat pusat maupun daerah. Akan tetapi minimnya infrastruktur di kawasan perbatasan telah menunjukkan bahwa pemerintah tidak memiliki sebuah sistem manajemen perbatasan yang baik.

Untuk menjaga wilayah perbatasan darat tersebut, pemerintah pusat dalam hal ini pihak TNI mengerahkan pasukannya untuk menjaga wilayah tersebut. Untuk mengatasi kendala transportasi dikarenakan wilayah Indonesia adalah kepulauan, diperlukan sarana transportasi laut yang bisa membawa pasukan. Sementara itu, setiap pasukan yang bertugas, seperti biasa akan di rolling oleh pasukan pengganti. Pergantian pasukan ini, merupakan tugas dari Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) TNI AL.

Pergeseran pasukan ke seluruh wilayah nusantara merupakan salah satu tugas pokok Kolinlamil sebagai pembina tunggal sistem angkutan laut militer. Selain mendukung pergeseran pasukan TNI ke daerah perbatasan dengan negara tetangga, Kolinlamil juga aktif dalam mendukung pergeseran pasukan, material dan logistik ke daerah-daerah rawan dan pulau-pulau terluar RI.

Untuk kesekian kalinya, satu kapal perang TNI Angkatan Laut dari jajaran Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), KRI Teluk Ratai 509 melaksanakan debarkasi pasukan Batalyon Infanteri 312 Kala Hitam Subang usai melaksanakan operasi Pamtas RI – Malaysia.

KRI yang berada di bawah pembinaan Satuan Lintas Laut Militer (Satlinlamil) Surabaya tersebut mengangkut lebih dari 600 pasukan Batalyon Infanteri 312 Kala Hitam Subang. Penerimaan pasukan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-Malaysia di Kalimantan Barat ini, dilaksanakan di Dermaga Kolinlamil, Mako Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (16/11).

Upacara penerimaan dipimpin Kepala Staf Kodam III Siliwangi Brigjen TNI Yosua Pandit Sembiring yang dihadiri Kepala Staf Kolinlamil Laksma TNI R. Edi Surjanto, S.E., M.M. Kapal perang jenis Landing Ship Tank (LST) dengan komandan Letkol Laut (P) Wijayanto, saat ini tengah sandar di Dermaga Kolinlamil setelah Selasa kemarin (15/11) tiba di Dermaga Kolinlamil.

KRI Teluk Ratai 509 yang sehari-hari di bawah pembinaan Satuan Lintas Laut Militer (Satlinlamil) Surabaya memiliki spesifikasi berat 4080 ton dan mampu mengangkut 17 tank dengan beberapa jenis kendaraan, memiliki kemampuan kecepatan berlayar sampai dengan 9 knot atau 9 mil per jam.

Kapal perang yang diproduksi Amerika tahun 1944 dan memperkuat jajaran TNI Angkatan Laut sejak tahun 1967 dan selanjutnya di bawah pembinaan Komando Lintas Laut Militer sejak Tahun 1990. Kapal perang yang telah berumur puluhan tahun dan memperkuat jajaran TNI Angkatan Laut ini, telah terlibat dalam berbagai kegiatan latihan dan operasi, maupun kegiatan bantuan sosial mengangkut bantuan bencana alam maupun angkutan transmigrasi pada masa lalu ke luar pulau Jawa. Dan kapal ini selalu dalam keadaan siap setiap saat mengawal NKRI..…Old Ship Never Die, Just Past Away. (Noor Yanto/Dispen Kolinlamil)