(foto: eastman.org)

Suluh Indonesia – Anak muda sekarang sudah tentu tidak akrab dengan kata ‘Kodak’. Padahal bagi generasi sebelumnya ‘Kodak’ adalah kata sakti dan penting untuk para fotografer. Bahkan dulu ada yang namanya “Mat Kodak” alias tukang potret.

George Eastman (12 Juli 1854 – 14 Maret 1932) adalah seorang pengusaha Amerika yang mendirikan Eastman Kodak Company dan membantu membawa penggunaan film rol ke jalur utama fotografi.

Dia adalah seorang filantropis, mendirikan Sekolah Musik Eastman, sekolah kedokteran gigi dan sekolah kedokteran di Universitas Rochester serta mendirikan di Rumah Sakit Gigi Eastman London;  berkontribusi pada Institut Teknologi Rochester (RIT) dan pembangunan beberapa gedung di kampus kedua Institut Teknologi Massachusetts (MIT) di Sungai Charles. Selain itu, ia juga memberikan sumbangan besar ke Universitas Tuskegee dan Universitas Hampton, universitas kulit hitam yang bersejarah di Selatan. Dengan minat yang dalam untuk meningkatkan kesehatan, ia menyediakan dana untuk klinik di London dan kota-kota Eropa lainnya dalam melayani penduduk yang berpenghasilan rendah.

Ketika Kodak Film Menjadi Kodak Pharmaceuticals.

Pada Kamis 9 Februari 2012 Eastman Kodak mengumumkan akan berhenti memproduksi kamera digital, kamera saku, dan bingkai foto digital, langkah yang mengakhiri sejarah panjang yang dipelopori oleh perusahaan itu satu abad lalu.

Perusahaan yang bermarkas di New York, Amerika Serikat ini telah mengajukan perlindungan kepailitan sebulan sebelumnya dan menyatakan akan menghentikan produksi kameranya mulai semester pertama tahun 2012. Kodak lebih memilih menyerahkan produksi kamera kepada perusahaan lain namun tetap menggunakan merk Kodak.

Keputusan yang diambil sebenarnya sangat mengiris hati karena Kodak seharusnya telah menjadi pemimpin di teknologi digital sejak salah seorang insinyurnya, Steven Sasson menciptakan kamera digital perdana, menggunakan sensor elektronik yang diciptakan Bell Labs enam tahun sebelumnya.

Pada era 1990an Kodak menghabiskan US$4 miliar atau Rp. 36 triliun untuk mengembangkan kamera digital yang kini banyak digunakan oleh sebagian besar telepon  pintar di dunia.

Tetapi keengganannya untuk memutuskan ketergantungan pada teknologi film negatif justru menyebabkan saingannya seperti Canon dan Sony menyalip di arena teknologi digital.

Kamera analog yang sebelumnya menguntungkan Kodak langsung tergusur hanya dalam satu dekade oleh teknologi fotografi tanpa film yang dia kembangkan sendiri

Dikutip dari GMP News sebuah portal berita khusus industri farmasi, Presiden Donald Trump telah meminta Ketua Development Finance Corporation (DFC), Adam Boehler menandatangani surat untuk memberi pinjaman sebesar 765 juta dollar Amerika pada Eastman Kodak Company (Kodak).

Menurut BBC, pemerintah AS mengatakan pinjaman tersebut diberikan untuk mendukung peluncuran cabang baru perusahaan yang akan memproduksi beberapa produk farmasi penting bernama Kodak Pharmaceuticals. Ketika saatnya nanti Kodak Pharmaceuticals sudah beroperasi secara penuh, perusahaan itu akan memproduksi sampai 25 persen bahan farmasi aktif secara global, baik untuk farmasi generik non-biologis dan non-antibakteri.

Melansir BBC, Kodak bukan satu-satunya perusahaan fotografi yang mengubah arah bisnis ke lini farmasi. Fujifilm Jepang juga disebut-sebut sedang mengerjakan vaksin Covid-19 yang potensial dan berharap untuk segera memulai uji coba pada manusia. [NoE]

Baca juga