Pierre Tendean adalah ajudan Jenderal Abdul Haris Nasution dan kala itu adalah orang pertama yang menghadapi pasukan Tjakrabirawa dan menjadi korban pada peristiwa G30S atau Gerakan 30 September tahun 1965.
Pierre yang saat itu hendak beristirahat paviliun rumah sang jenderal yang berlokasi di jalan Teuku Umar No.40, Menteng, Jakarta Pusat, dan didatangi Tjakrabirawa. Ia terpaksa mengaku sebagai Jenderal Nasution, demi melindungi Pak Nas dan keluarganya.
Pria berwajah tampan blasteran Menado Perancis, bernama lengkap Letnan Satu Czi Pierre Andries Tendean itu pun kemudian diculik, disiksa dan dibunuh secara kejam, lalu jenazahnya dimasukkan ke dalam lubang kecil di kawasan Jakarta Timur, yang kini dikenal dengan nama Lubang Buaya.
Pierre Tendean kemudian ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi Indonesia pada tanggal 5 Oktober 1965 dan pangkatnya dinaikkan menjadi Kapten Anumerta.
Kisah Cinta Pierre dan Rukmini
Saat ditugaskan di Medan pada 1961, Pierre Tendean menjadi buah bibir para gadis yang terpesona dengan ketampanannya. Dikutip dari buku Monumen Pancasila Çakti (1975), ada satu gadis yang menarik perhatian Pierre Tendean. Perempuan itu bernama Rukmini Chaimin.
Ketika Pierre menjadi Komandan Peleton Batalyon Zeni di Kodam II / Bukit Barisan, Sumatera Utara ia pun kemudian berkenalan dengan Rukmini Chaimin yang merupakan putri sulung keluarga Chaimin di Medan.
Akhir Juli 1965, Letnan Satu Pierre Tendean sempat bertugas mengawal Jenderal A.H. Nasution beserta istri ke Medan untuk melakukan peninjauan. Kesempatan ini tidak disia-siakan dan digunakan Pierre Tendean melepas rindu kepada Rukmini. Ia juga menemui orang tua Rukmini untuk melamar kekasihnya itu. Lamaran Pierre Tendean diterima dan disepakati bahwa pernikahan akan digelar beberapa bulan mendatang, tepatnya pada 21 November 1965.
Pernikahan itu ternyata tidak pernah terjadi karena Pierre Tendean menjadi korban dalam peristiwa Gerakan 30 September (G30S) 1965 dan gugur pada 1 Oktober dini hari menyisakan cintanya pada Rukmini.
Rukmini pun kemudian menikah dengan pria lain setelah melewati masa dukanya selama tujuh tahun. Ia wafat pada usia 72 tahun di Klaten, Jawa Tengah pada 27 juli 2019 dan dimakamkan di Pemakaman Kuncen Yogyakarta [NoE]