Ketakutan Terbesar Stalin: 3 Fobia Seorang Diktator Soviet

Joseph Stalin membaca koran, dari arsip Evgeny Kovalenko. Semasa hidupnya, sang diktator Soviet memiliki 3 fobia ini. (Sumber: itoldya test1 - GetArchive)

Joseph Stalin adalah salah satu pemimpin paling kejam dan berdarah dingin yang pernah tercatat dalam sejarah manusia. Dia bertanggung jawab atas begitu banyak kekejian di Uni Soviet, melalui pemberlakuan Gulag, Pembersihan Besar-besaran (Great Purge), Holodomor, dan dekrit Perintah No. 227.

Namun ternyata, Stalin memiliki ketakutan terbesar dalam bentuk 3 fobia. Ketiganya diketahui dengan cukup luas, dan mungkin sedikit mengubah pandangan orang-orang mengenai sosok sang dikator Soviet.

Berikut ini Koran Sulindo membahas 3 fobia Stalin, mengutip dari Russia Beyond.

1. Aerofobia

Ketakutan terbesar Joseph Stalin yang pertama adalah aerofobia atau takut terbang. Fobia ini diketahui secara luas. Bahkan The New York Times pernah menerbitkan artikel yang menyebut hal ini, berjudul “He Was Afraid of Flying”.

Fobia terbang ini membuat Stalin menyarankan lokasi untuk konferensi yang diadakan pada 4-11 Februari 1945, yaitu di Yalta. Padahal saat itu, Presiden AS Franklin D. Roosevelt ingin pertemuan tersebut diadakan di suatu tempat di Mediterania.

Meskipun sangat mencintai dunia penerbangan, Stalin lebih suka bepergian dengan kereta api. Ketakutannya akan terbang bertambah parah karena seringnya terjadi bencana udara pada tahun 1920-1930-an, yang menewaskan tokoh politik Soviet terkemuka.

Pada tahun 1925, sekelompok pejabat tinggi Soviet yang bermarkas di Kaukasus jatuh di dekat Tiflis (Tbilisi) saat terbang menuju Sukhumi. Leon Trotsky seharusnya berada di penerbangan yang sama, tetapi pada saat-saat terakhir memutuskan untuk naik kereta api. Ahli teori militer Soviet terkemuka Vladimir Triandafillov tewas dalam kecelakaan udara lainnya pada tahun 1931. Dua tahun kemudian, nasib yang sama menimpa salah satu pendiri Angkatan Udara Soviet, Pyotr Baranov.

Stalin terkejut dengan kematian ini, dan secara pribadi membentuk komisi internal untuk mencari tahu mengapa tragedi itu terjadi. Dari waktu ke waktu, dia bahkan melarang pejabat terkemuka bepergian dengan pesawat. Mereka yang mengabaikannya ditegur dengan keras.

Namun, sang diktator Soviet pernah terbang dua kali. Pada tahun 1943, dia menghadiri Konferensi Teheran dan terbang ke sana dan kembali melalui Baku. Stalin menolak untuk terbang dengan pesawat Soviet mana pun dan tiba di ibu kota Iran dengan pesawat Amerika Douglas C-47 Skytrain (milik Angkatan Udara Soviet) dengan pengawalan 27 pesawat tempur.

2. Toksikofobia

Toksikofobia adalah fobia terhadap racun atau diracuni. Meskipun setiap makanan Stalin diperiksa dengan berbagai macam tes oleh pasukan keamanannya untuk memastikan itu tidak beracun, dia masih sangat paranoid. Selama Pembersihan Besar-besaran (Great Purge) pada akhir tahun 1930-an, paranoianya semakin parah.

Selama pesta dengan rekan-rekan komunisnya, Stalin selalu meminta mereka untuk mencicipi makanan terlebih dahulu sebelum menyantapnya. Bahkan selama pesta minum-minum dengan rekan-rekan terdekat dan tepercayanya Lavrenty Beria dan Anastas Mikoyan, Stalin meminta mereka untuk mencicipi anggur terlebih dahulu.

Meskipun Stalin secara luas diyakini meninggal karena penyebab alamiah, terdapat rumor bahwa dia diracuni oleh seseorang dari lingkaran dalamnya.

3. Hipnofobia

Fobia ketiga Stalin adalah hipnofobia, yaitu ketakutan tidur. Stalin takut mati saat tidur. Itulah sebabnya dia lebih suka bekerja di malam hari. Dia baru tertidur saat kelelahan fisik dan psikologis.

Sebuah jurnal yang diterbitkan oleh National Institutes of Health (NIH) menyebut bahwa sang diktator Soviet sering tidur pada dini hari dan biasanya bangun sekitar pukul 11:00.

Para pejabat Soviet membenci kenyataan bahwa Stalin bekerja saat orang lain tertidur lelap karena mereka dapat dipanggil kapan saja di malam hari.

“Bapak Bangsa” bekerja sementara semua orang di Uni Soviet sedang tidur. [BP]