Koran Sulindo – Karisma Bung Karno abadi meski puluhan tahun berlalu sejak Proklamator itu wafat. Raja bergelar penjaga dua kota suci, Salman bin Abdul Aziz Al-Saud, misalnya adalah salah satu yang terkenang. Presiden RI pertama ini menorehkan kenangan khusus pada Salman.
Salman pernah berjumpa Bung Karno saat masih 20 tahun, dan ia tak bisa melupakan kenangannya saat bertemu dengan sang pemimpin besar revolusi Indonesia itu. Kunjungan ke Indonesia baginya ibarat nostalgia untuk bisa mengenang seorang pria yang selalu berapi-api ketika menyampaikan pidato.
“Saya teringat Soekarno selalu menyebutkan ‘Saudara-Saudara’ setiap kali berpidato,” kata Raja Salman kepada Presiden Joko Widodo, seperti disampaikan oleh Kepala Biro Pers Media dan Informasi Sekretariat Presiden Bey Machmudin.
Harap maklum, siapapun bakal menjadi Soekarnois ketika membaca kisah Bung Karno. Maka tak heran jika seseorang yang pernah bertemu hampir pasti akan selalu terkenang. Bung Karno memang sulit untuk dilupakan. Wajarlah ketika Salman berusaha mencari jejak-jejak yang tertinggal di negeri orang yang dirindukannya itu.
“Mana cucu Soekarno?” tanya Raja Salman, ketika baru menginjakkan kaki di beranda Istana Bogor dalam hujan, Rabu sore (1/3). Puan Maharani pun harus mendekat hingga 3 kali karena sang raja memanggilnya.
Anak Soekarno
Sebagai bentuk penghormatan negara terhadap Raja Salman, maka Presiden Jokowi pun mengundang salah satu putri Bung Karno, Megawati Soekarnoputri, ke Istana di sela acara kunjungan Salman di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (2/3) lalu.
Maka Raja Salman pun bertemu dengan putri dan cucu Soekarno.
Pertemuan yang berlangsung selama kurang lebih 15 menit tersebut berlangsung di Istana Merdeka dalam suasana akrab dan bersahabat.
Setelah pertemuan, Puan mengatakan Raja Saudi mengapresiasi penyambutannya oleh Pemerintah Indonesia.
“Saya merasa bahwa sambutan Presiden Joko Widodo kepada Raja Arab Saudi apalagi bisa bertemu dengan anak dan cucu Presiden Soekarno ini merupakan suatu bentuk sejarah yang semakin erat dengan Arab Saudi,” kata Salman, seperti diceritakan Puan.
Menurut Raja Salman ada cerita unik soal hubungan antara Raja Arab Saudi terdahulu dengan Presiden Soekarno. Puan menceritakan, Soekarno sempat membuatkan tempat tidur khusus untuk raja tersebut.
“Raja yang mau datang ke Jakarta karena tinggi besar sekali nggak ada tempat tidur yang cukup, nah Bung Karno selaku arsitek membuat tempat tidur khusus untuk raja tersebut, rajanya lupa, sepanjang dua meter. Sekarang tempat tidur itu ada di Istana Bogor,” ujar Puan.
Dan akhirnya pada kunjungannya ke Indonesia, Raja Salman dapat bertemu secara khusus dengan anak dan cucu Soekarno.
“Ini menunjukkan bukti bahwa hubungan antara Arab Saudi dengan Indonesia, Soekarno dengan Raja Faisal sangat erat, saya tentu saja menyempatkan diri untuk bertemu anaknya Bung Karno untuk melanjutkan hubungan ini,” kata Raja Salman, seperti dikutip Puan.
Ahmad Soekarno
Siapakah Bung Karno bagi Arab Saudi? Jelas sang pemimpin besar revolusi itu adalah seorang haji akbar. Ia menunaikan ibadah haji pada 1955 dengan ritual inti haji tepat jatuh pada hari Jumat, hari suci umat Islam.
Maka ia pun mendapatkan gelar haji akbar dan mendapatkan tambahan nama “Ahmad” di depan namanya meskipun Bung Karno tetap sungkan menggunakannya.
Sejarah Arab Saudi mencatat, perbaikan jalur antara bukit Shafa dan Marwah berkat saran Bung Karno kepada Raja setempat.
Pada 1955, pengaruh Bung Karno memang begitu besar, tidak saja di negara-negara Asia dan Afrika, tetapi hingga ke bentang Eropa, Amerika, bahkan Timur Tengah, termasuk Arab Saudi.
Roso Daras dalam blog pribadinya menuliskan tentang Dr. Soeharto, dokter pribadi yang ikut serta dalam rombongan haji Bung Karno, yang menuturkan betapa dirinya merasa beruntung. Sebab tidak seperti kebanyakan jemaah haji yang lain, maka Bung Karno dan rombongan diperkenankan berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW di areal Masjid Nabawi, Madinah.
Faktanya Raja Arab Saudi saat itu begitu menghormati Bung Karno. Dalam perjalanan pulang dari Tanah Suci, kepada Dr. Soeharto dan didengar anggota rombongan yang lain, Bung Karno sempat menyampaikan pesan spiritualnya.
Kehadiran Raja Salman menjadi bukti betapa penghormatan Keluarga Kerajaan Arab Saudi terhadap trah Bung Karno seorang bapak pendiri bangsa begitu besar. Karena itu, bangsa Indonesia semestinya berbangga pada sejarah bangsanya yang besar dan tidak terjebak untuk mendewakan kemewahan yang ditunjukkan pemimpin bangsa lain. [Antara/DAS]