Koran Sulindo – Kereta semi cepat yang akan dibangun di jalur Jakarta-Surabaya bakal memangkas waktu tempuh dari 9 jam menjadi hanya 5 jam 30 menit. Waktu tempuh itu membuat kereta itu pulang pergi dalam sehari semalam sekaligus bisa bersaing dengan pesawat.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebutkan dengan jarak tempuh sepanjang 720 km, kereta itu akan menempuh kecepatan rata-rata 145 km/jam dengan pemberhentian maksimal tiga stasiun.

“Kecepatannya maksimal 160 km/jam dengan average 145 km/jam dengan berhenti di dua atau maksimal tiga stasiun. Paling tidak di Cirebon dan Semarang,” kata Budi di Auditorium Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Kamis (7/12).

Budi menambahkan untuk menghemat anggaran kereta semi cepat itu bakal menggunakan jalur rel yang ada. Sebelum proyek kereta semi cepat dimulai, secara bertahap akan diselesaikan perlintasan sebidang agar tidak mengganggu perjalanan kereta api.

“Kita gunakan rel existing karena banyak simpul yang memiliki titik ekonomi di masing-masing kota seperti Brebes, Pekalongan, Tegal dan Semarang. Kemudian kalau di tempat existing murah, tidak ada pembebasan tanah,” kata Budi.

Dia lebih lanjut mengatakan, proyek kereta api semi cepat itu akan dimulai tahun 2020 untuk ruas Jakarta-Semarang. Sedangkan soal perlintasan sebidang yang jumlahnya mencapai 800-900 perlintasan akan diselesaikan secara bertahap.

Sebelumnya, Budi mengatakan kereta semi cepat itu akan menggunakan rel yang ada demi menghemat anggaran. Hal itu mengharuskan pemerintah membangun jalur sementara agar tidak mengganggu operasional kereta reguler. Di sisi lain, JICA mengusulkan agar dibangun satu rel lagi.

Saat ini mengatakan pemerintah masih menghitung untung rugi dari setiap skema yang akan digunakan, termasuk total anggaran yang dibutuhkan. Pemerintah belum memastikan apakah setiap skema itu dapat sesuai dengan plafon anggaran pemerintah, yakni sebesar Rp 60 triliun.

Saat ini Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menggandeng perusahaan rekanan dan Japan International Cooperation Agency (JICA) tengah mengkaji pre-feasibility study. Pemerintah menargetkan studi kereta semi cepat selesai tahun ini agar pembangunannya bisa dimulai tahun depan.

Dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPN) akan melaukan optimalisasi jaringan eksisting melalui program peningkatan jalur, rehabilitasi, reaktivasi lintas non-operasi dan peningkatan kapasitas lintas dengan cara membangun jalur ganda dan shortcut.

Selain jalur Jakarta-Surabaya, jaringan dan layanan kereta api semicepat pada ruas Merak-Jakarta-Cirebon-Semarang-Surabaya-Banyuwangi yang bakal direncanakan bertahap. Tahap I akan dimulai 2021-2028 yakni lintas Jakarta-Surabaya, Tahap II 2028-2030 Surabaya-Banyuwangi dan Tahap III 2028-2030 lintas Jakarta-Merak. [TGU]