Kementerian Luar Negeri Singapura Ungkap Biaya Pertemuan Trump dan Kim

Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin DPRK Kim Jong un. (foto/Kevin Lim / The Straits Times / Reuters)

Koran Sulindo – Biaya pertemuan tingkat tinggi antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan pemimpin Republik Demokratik Rakyat Korea (Korea Utara) Kom Jong Un pada 12 Juni lalu disebut mencapai sekitar 20 juta dolar Singapura. Akan tetapi, kenyataannya tidak demikian.

Kementerian Luar Negeri Singapura seperti yang dituliskan Business Insider pada Minggu (24/6) mengungkapkan, biaya pertemuan bersejarah kedua pemimpin yang acap saling mengumbar cacian itu hanya menelan sekitar 16,3 juta dolar Singapura. Komponen terbesar dari total biaya tersebut adalah untuk keamanan.

Pertemuan tingkat tinggi antara Trump dan dan Kim berlangsung di Hotel Capella, Pulau Sentosa, Singapura pada 12 Juni lalu. Keterlibatan Singapura dalam pertemuan tingkat tinggi itu sebagai bentuk dukungan internasional agar perdamaian di Semenanjung Korea bisa terwujud.

Pertemuan itu disebut bersejarah karena pertama kali terjadi sejak 1953. Beragam pendapat pun menyambut baik pertemuan antara Trump dan Kim. Juga ada yang mengkritiknya terutama publik di AS yang menilai Trump terlalu meremehkan tingkat “kesalahan” Korea Utara.

Pemerintah Singapura mengumumkan menanggung segala biaya pertemuan itu, termasuk hotel tempat Kim menginap yakni Hotel St. Regis Singapore. Pertemuan tingkat tinggi tersebut dijaga secara ketat dan dihadiri ribuan jurnalis dari berbagai dunia.

Menurut Straits Times, pejabat senior Departemen Pertahanan AS yang tak mau disebutkan namanya mengatakan, pihaknya akan menyodorkan jadwal kepada Korea Utara selepas pertemuan antara Trump dan Kim. Kendati tidak menjelaskan secara detail, jadwal yang dimaksudkan itu berkaitan dengan komitmen Korea Utara tentang denuklirisasi secara keseluruhan di Semenanjung Korea.

Pejabat tersebut mengungkapkan, dari situ akan ketahuan apakah Korea Utara berkomitmen atau punya itikad baik untuk merealisasikan kesepakatan yang dibuat antara Trump dengan Kim. Soal ini, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menuturkan, pihaknya kemungkinan akan kembali ke Korea Utara untuk menindaklanjuti komitmen yang telah dibuat Trump dengan Kim. [KRG]