Kemensos Ambil Alih Bansos Sembako Pemprov DKI

Menteri Sosial, Juliari P. Batubara, memberikan paket Bansos Sembako Presiden di Pondok Kelapa, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, Kamis 918/6/2020)/kemsos.go.id

Koran Sulindo – Kementerian Sosial (Kemensos) menyatakan Provinsi DKI Jakarta mengkonfirmasi tidak akan melanjutkan program bantuan sosial sembilan bahan pokok (Bansos Sembako) mulai Juli hingga Desember nanti.

”Sehingga target keluarga yang menerima program bansos Sembako di wilayah DKI yang di tahap ke-4, 5, 6 ini jumlahnya  adalah 2,1 juta keluarga, nanti Juli sampai Desember menjadi 1,3 juta keluarga. Jadi di tahap 4, 5, 6 ini masih berlanjut dengan target 2,1 juta keluarga dibagi 1,3 juta keluarga oleh Kementerian Sosial dan 800 ribu keluarga oleh Pemprov DKI. Untuk yang bulan Juli sampai Desember menjadi 1,3 juta keluarga dan akan dikelola atau di-handle seluruhnya oleh Kementerian Sosial,” kata Menteri Sosial, Juliari P. Batubara, di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (17/6/2020).

Menurut Mensos ia juga sudah meminta Pemprov DKI jika masih ada data-data yang kurang segera dilakukan perbaikan.

Dalam penanganan pandemi Covid-19 Kemensos mengelola pelaksanaan jaring pengaman sosial program-program bantuan sosial (bansos) secara reguler dan khusus.

Bantuan sosial reguler terdiri atas program Program Keluarga Harapan (PKH) dan program Kartu Sembako atau Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

”Untuk program PKH untuk realisasi per bulan Juni ini sudah 95,4% yaitu 9,543 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) sudah menerima dana, totalnya sekitar Rp2,42 triliun,” katanya.

Menurut Mensos, hingga saat ini terdapat 456.671 keluarga yang belum menerima bantuan atau belum menerima dana kurang lebih sekitar Rp130 miliar.

”Insyaallah sampai akhir bulan ini akan tersalurkan sehingga pencapaiannya bisa 100%, yaitu 10 juta keluarga penerima manfaat,” kata Mensos.

Sedangkan program BPNT atau program Kartu Sembako, dari target 20 juta KPM per bulan hingga Rabu (17/6) sudah tersalurkan kepada 18.331.273 KPM.

Sebagian besar daripada sisa target 20 juta Keluarga Penerima Manfaat ini berada di wilaya-wilayah yang memang remote area atau tidak mudah terjangkau.

”Insyaallah di bulan depan kita bisa mencapai 20 juta keluarga untuk program Kartu Sembako atau BPNT ini sehingga target 20 juta Keluarga Penerima Manfaat bisa tercapai,” katanya.

Sedangkan progres untuk bansos khusus selama masa pandemi Covid-19 berupa bantuan sosial paket Sembako untuk wilayah Jakarta, sebagian Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, dan Kota Bekasi.

”Dari 6 tahap dalam 3 bulan penyaluran yang kita mulai di bulan April sudah diselesaikan sebanyak 4 tahap, baik untuk DKI Jakarta dan Bodetabek. Sekarang sudah memasuki tahap kelima 15 Juni sampai nanti 29 Juni, dan pada tanggal sekitar 14 Juli akan selesai untuk gelombang pertama progress report pasar sembako di wilayah Jabotabek ini dengan target 1,9 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM),” katanya.

Program Bansos Sembako Jabodetabek akan diteruskan sampai Desember dengan besaran atau nilai indeksnya dari Rp600.000 dikurangi menjadi Rp300.000 untuk per bulan per keluarga.

”Jadi bulan Juli sampai Desember ada 6 tahap penyaluran, setiap bulannya adalah Rp300.000 per Keluarga Penerima Manfaat,” kata Mensos.

Kemensos memberikan kewenangan kepada daerah untuk memberikan data penerima manfaat.

BST

Bansos khusus lainnya adalah bansos tunai atau BST. Menurut Mensos, dari tiga tahapan yang direncanakan sekarang sudah masuk tahap kedua.

”Realisasi per hari ini kurang lebih 73,3% dari target 9 juta, yaitu kurang lebih 6,597 juta keluarga atau senilai Rp3,96 triliun yang sudah diserahkan kepada keluarga yang masuk di dalam data kami,” katanya.

Pada tahap pertama belum sampai 6 juta keluarga yang menerima BST dikarenakan tahap-tahap awal masih banyak daerah belum bisa memenuhi alokasi atau kuota yang diberikan sehingga diharapkan tahap kedua dan ketiga data 9 juta sudah tergenapkan.

Data yang masuk kepada Kemensos per hari ini kurang lebih jumlahnya 8.366.000 keluarga, jadi masih kurang sekitar 640 ribu keluarga.

Upaya yang dilakukan bagi daerah-daerah yang belum siap memenuhi alokasi atau kuotanya, menurut Mensos, antara lain adalah mengalihkan sisa kuota daerah tersebut kepada daerah yang lebih siap untuk menyalurkan.

”Kemudian kami juga sudah berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri dan terima kasih kepada Bapak Mendagri beberapa waktu yang lalu sudah mengeluarkan telegram kepada beberapa daerah yang belum melakukan perbaikan data, khususnya di dalam rangka penyaluran atau percepatan penyaluran bansos tunai di daerahnya,” kata Mensos.

Bansos di Pondok Kelapa

Hari ini Mensos memberikan paket Bansos Sembako Presiden di Pondok Kelapa, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur. Mayoritas warga di situ bekerja sebagai pedagang harian, tukang sablon plastik dan pegawai swasta namun beberapa ada yang terkena PHK. Warga tersebut belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah DKI Jakarta.

“Banyak masyarakat yang tidak bekerja, atau yang bekerja terkena PHK, kehadiran saya disini untuk menyatakan komitmen ini, semoga kehadiran kami dapat terjalin silaturahmi terus,” kata Juliari.

Mensos sempat berkunjung ke rumah Tasem (52), ibu empat orang anak yang sehari-hari berjualan nasi uduk di depan rumahnya dan berjualan sembako, selama ada Covid-19 ini penghasilannya berkurang jika dibandingkan sebelum Covid.

“Dengan adanya bantuan ini bisa untuk keperluan sehari hari, ibu sangat senang dapat bantuan Presiden ini, Terima kasih bapak Presiden dan Bapak Menteri,” kata Tasem [RED]