Koran Sulindo – Alasan penangkapan terhadap Direktur Keuangan Huawei Meng Wanzhou oleh aparat berwenang Kanada atas permintaan Amerika Serikat (AS) kini mulai terungkap. Dokumen pengadilan Kanada menyebut Huawei sebagai perusahaan teknologi mengoperasikan Skycom Tech co LTD untuk berbisnis di Iran.
Huawei membuat Skycom seolah-olah bukan anak perusahaan. Akan tetapi, Skycom diduga terafiliasi dengan Huawei lantaran rekening perusahaan Skycom rupanya dikendalikan atas nama karyawan Huawei. Pun dengan pimpinan Skycom yang rupanya diputuskan oleh Huawei.
Mengutip berbagai laporan media massa, sputniknews.com menuliskan, dokumen pengadilan juga menunjukkan adanya transaksi keuangan Skycom bernilai lebih dari US$ 100 juta melalui lembaga keuangan tertentu yang memiliki kantor cabang di AS. Laporan transaksi keuangan itu terjadi pada periode 2010 hingga 2014. Juga sebuah bukti menunjukkan bahwa Skycom dijual pada 2009 seolah-olah tidak terhubung dengan Huawei walau kenyatannya perusahaan tersebut tetap dikontrol setidaknya hingga 2014.
Berdasarkan laporan Reuters, Huawei disebut berupaya menghalangi penyelidikan yang dilakukan AS. Upaya menghalangi itu dengan cara memindahkan karyawan beretnis tionghoa dari AS yang dinilai sebagai saksi kunci untuk membongkar operasi Huawei di Iran. Lalu, aparat berwenang AS curiga bahwa eksekutif Huawei mulai menghindari perjalanan ke AS sejak April 2017 karena sadar adanya penyelidikan tersebut.
Berdasarkan penyelidikan tersebut, Pengadilan New York mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Meng sejak 22 Agustus lalu. AS meminta Meng untuk ditahan dan diadili atas kasus kriminal. Pihak berwenang AS juga mendapat laporan tentang Meng – putri pendiri Huawei Ren Zhengfei – yang memiliki setidaknya 7 paspor yang diterbitkan Tiongkok dan Hongkong dalam 11 tahun terakhir.
Menanggapi tuduhan pengadilan itu, Huawei mengeluarkan pernyataan dengan membantah bahwa perusahaan tersebut mengancam keamanan negara-negara lain. Mereka bahkan tidak pernah menerima pekerjaan dari negara mana pun untuk menciptakan “sesuatu” dalam membangun jaringan teknologi. Huawei, demikian pernyataan resminya, bukan menciptakan masalah melainkan menjadi solusi atas masalah.
Kekhawatiran terhadap perusahaan teknologi Tiongkok tidak hanya dari AS, tapi juga dari Eropa. Belum lama ini, misalnya, pimpinan Uni Eropa, Andrus Ansip mengatakan, pihanya khawatir tentang Huawei dan perusahaan teknologi lainnya dari Tiongkok karena diduga mereka dipaksa bekerja sama dengan lembaga intelijen Tiongkok. Merespons kekhawatiran itu, Presiden Donald Trump memberlakukan aturan bahwa lembaga pemerintah untuk menggunakan layanan dari Huawei dan ZTE atau perusahaan Tiongkok yang lainnya.
Bahkan AS mengimbau negara-negara sekutunya untuk tidak lagi menggunakan produk Huawei karena alasan keamanan itu. Jepang termasuk yang pada akhinya meninggalkan Huawei. Ujung dari kekhawatiran ini, Meng, petinggi Huawei itu ditangkap pada Sabtu lalu di Kanada atas permintaan AS. Meng dinilai melanggar sanksi AS yang berkaitan dengan Iran. [KRG]