Koran Sulindo – Kekeringan parah yang melanda sejumlah kecamatan di Aceh Utara mengancam puluhan ribu hektar tanaman padi mengalami gagal panen.
Dengan umur tanam padi baru 40 hari, kekurangan air berpotensi membuat tanaman padi mati dan puso.
Panen diperkirakan baru bisa dilakukan pada bulan Maret mendatang.
Biasanya menghadapi kekeringan para petani yang memiliki uang akan menyewa alat sedot untuk mengambil air dari sungai. Namun bagi petani yang tidak memiliki mesin pompa, sawah dibiarkan begitu saja tanpa.
Di sisi lain, sampai saat ini belum ada upaya apapun yang dilakukan pemerintah untuk mengantisipasi kondisi itu.
Selain air untuk areal persawahan, kekeringan juga mengancam ketersediaan pasokan air bersih warga.
Mengantisipasi kebutuhan air bersih, Bupati Aceh Besar Muhammad Thaib sebenarnya sudah menginstruksikan suplai air bersih di daerah-daerah yang mengalami kekeringan parah.
“Susah sekali sumber air sekarang ini. BPBD pun belum turun, padahal kemarau kan bencana alam juga,” kata Muhammad Thaib.
Selain Aceh Utara, lima kabupaten lainnya yang juga mengalami kekeringan adalah Lhokseumawe, Aceh Timur, Langsa, Aceh Tamiang, dan Kabupaten Bireuen.
Sementara itu menurut prakirawan Badan Metreologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di Kantor Bandara Sultan Malikussaleh, Aceh Utara, Kharendra Muiz, mengatakan hasil pantauan citra satelit di enam kabupaten itu tidak turun hujan dalam sebulan terakhir.
“Secara spesifik wilayah paling lama sebulan lebih tidak turun hujan itu di Kecamatan Matangkuli dan Kecamatan Nibong, Kabupaten Aceh Utara. Dua kecamatan itu terparah mengalami kemarau,” kata Kharendra seperti dilansir Kompas.com.
Ia juga menambahkan, pengamatan citra satelit sejauh ini belum menunjukkan pembentukan awan konvektif atau awan penghujan di kabupaten tersebut. Ia juga memprediksi, hujan belum akan turun setidaknya hingga dua minggu ke depan.
“Wilayah ini termasuk kategori kemarau kering, karena intensitas hujannya lebih sedikit. Kami mengimbau petani, khususnya yang masih mengandalkan curah hujan agar bersiap-siap dan segera mencari alternatif sumber air lainnya,” kata Kharendra.
Tanpa terhalang awan dan matahari yang menyinari langsung, kondisi cuaca siang hari di kawasan itu sangat panas dengan suhu mencapai 32-33 derajat celsius.(TGU)