Gunung Ciremai. (wikipedia)

Dikelilingi panorama alam yang memikat, Gunung Ciremai menyimpan daya tarik lebih dari sekadar keindahan visual. Sebagai gunung tertinggi di Jawa Barat, Ciremai menyimpan kisah-kisah mistis dan legenda yang sudah lama menjadi bagian dari budaya lokal.

Tak hanya menjadi tujuan wisata bagi pencinta alam, gunung ini juga memikat hati para penikmat cerita rakyat dan mitos yang diwariskan turun-temurun. Keberadaan kerajaan mistis, sosok penjaga gaib, dan suara gamelan tak kasat mata, menciptakan suasana yang penuh misteri dan magis bagi siapa pun yang berani menapakkan kaki di sini.

Artikel ini akan membawa pembaca lebih dalam mengenal kekayaan alam dan cerita mistis yang menyelimuti Gunung Ciremai, menghadirkan pengalaman pendakian yang lebih dari sekadar petualangan fisik.

Gunung Ciremai, sering disebut juga sebagai Gunung Ceremai, adalah gunung berapi kerucut dengan ketinggian 3.078 meter di atas permukaan laut, menjadikannya gunung tertinggi di Jawa Barat. Melansir beberapa sumber, secara administratif, gunung ini masuk dalam wilayah Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka.

Dengan koordinat 6° 53′ 30″ LS dan 108° 24′ 00″ BT, puncak Ciremai terkenal dengan kawah gandanya. Kawah barat yang beradius 400 meter terpotong oleh kawah timur yang memiliki radius 600 meter. Pada ketinggian sekitar 2.900 meter, terdapat bekas titik letusan yang dikenal dengan nama Gowa Walet.

Kini, kawasan Gunung Ciremai dilindungi sebagai bagian dari Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) yang meliputi area sekitar 15.000 hektare. Nama gunung ini diambil dari tumbuhan perdu ‘Cereme’, yang dahulu tumbuh subur di sekitarnya dan diperkenalkan oleh pemerintah kolonial Belanda.

Secara geologis, Gunung Ciremai terbentuk sekitar 7.000 tahun yang lalu dan termasuk dalam gunung api aktif tipe A. Catatan letusan pertama gunung ini terjadi pada tahun 1698, dengan letusan terakhir tercatat pada tahun 1937.

Gunung Ciremai termasuk dalam “cincin api” atau Ring of Fire, rangkaian gunung api aktif yang mengelilingi Samudra Pasifik. Meskipun demikian, Gunung Ciremai terkenal sebagai gunung yang ‘tenang’ dibandingkan dengan gunung api lainnya, seperti Gunung Merapi.

Dalam rentang waktu 400 tahun terakhir, Gunung Ciremai hanya mengalami tujuh kali letusan tanpa catatan korban jiwa yang signifikan.

Mitos dan Legenda yang Menyelimuti Gunung Ciremai

Tidak hanya alamnya yang menawan, Gunung Ciremai juga terkenal karena berbagai legenda dan mitos yang mengelilinginya. Cerita-cerita ini diwariskan turun-temurun dan masih dipercayai masyarakat sekitar hingga kini. Berikut adalah beberapa mitos yang menambah pesona mistis Gunung Ciremai:

1. Kerajaan di Puncak Gunung
Menurut legenda, di puncak Gunung Ciremai terdapat kerajaan yang dipimpin oleh seorang ratu penyihir bernama Nini Pelet. Sang ratu dikisahkan memiliki kesaktian luar biasa yang membuatnya dihormati sekaligus ditakuti oleh penduduk. Mitos ini menciptakan aura mistis dan menarik perhatian banyak pendaki yang tertarik dengan kisah-kisah gaib.

2. Kisah Nyi Linggi
Dalam mitologi lokal, Nyi Linggi adalah sosok wanita yang bertapa di Gunung Ciremai untuk memperoleh kekuatan sakti. Ia dikisahkan meninggal tidak jauh dari tempat pertapaannya, dan dua macan pengikutnya juga menghilang setelah kematiannya. Masyarakat percaya bahwa arwah Nyi Linggi masih bersemayam di sekitar tempat tersebut.

3. Harimau Bermata Satu
Legenda lain menceritakan tentang seekor harimau bermata satu yang dipercaya sebagai tunggangan Nini Pelet. Harimau ini menambah kesan mistis dan dipercaya sebagai penjaga wilayah tersebut, sehingga banyak pendaki yang merasa tertantang sekaligus waspada.

4. Suara Gamelan Jawa
Fenomena mistis lain yang sering dilaporkan pendaki adalah terdengarnya suara gamelan Jawa di puncak gunung, padahal tidak ada sumber musik yang jelas. Suara ini dianggap sebagai tanda kehadiran makhluk gaib, menambah dimensi spiritual dalam pengalaman pendakian di Gunung Ciremai.

5. Putri Ciremai
Kisah Putri Ciremai juga dikenal luas di masyarakat sekitar. Putri ini, yang konon diculik oleh seorang raja, berhasil melarikan diri dan memilih hidup dalam pertapaan. Banyak yang percaya bahwa Putri Ciremai masih menjaga gunung ini dan akan memberikan berkah bagi mereka yang memperlakukan gunung dengan baik.

6. Jalak Hitam dan Tawon
Mitos lain menceritakan tentang jalak hitam yang sering mengikuti pendaki dan dipercaya sebagai pendamping spiritual. Selain itu, terdapat cerita tentang tawon hitam yang sering kali mengganggu pendaki, yang dianggap sebagai ujian atau pertanda dari alam.

Keindahan Alam dan Kekayaan Budaya Gunung Ciremai

Mitos-mitos ini tidak hanya menambah daya tarik Gunung Ciremai sebagai tujuan wisata, tetapi juga mencerminkan kekayaan budaya lokal dan kearifan masyarakat sekitar yang terus dilestarikan.

Selain sebagai objek wisata, Gunung Ciremai menjadi tempat untuk menghormati tradisi, sejarah, dan legenda yang melekat erat dalam kehidupan masyarakat di sekitarnya.

Bagi pendaki yang berani menaklukkan ketinggian gunung ini, kisah-kisah mistis ini memberikan pengalaman mendaki yang lebih dari sekadar petualangan alam tetapi ada nuansa spiritual dan budaya yang kuat.

Gunung Ciremai tidak hanya menawarkan pesona alam yang menakjubkan, tetapi juga pengalaman budaya yang kaya. Dengan keindahan alamnya yang memikat, serta cerita-cerita rakyat yang penuh misteri, Gunung Ciremai terus menjadi destinasi yang menarik bagi para petualang dan pecinta alam.

Bagi mereka yang tertarik akan kisah-kisah gaib atau sekadar ingin menikmati panorama Jawa Barat dari ketinggian, Gunung Ciremai menawarkan pengalaman yang tak terlupakan. [UN]