SEJARAH telah membuktikan bahwa manusia prasejarah atau praaksara sudah mengenal Tuhan dan sistem penyembahannya. Memang pada saat itu manusia masih sangat tergantung pada alam. Namun tampaknya mereka sudah menyadari bahwa ada kekuatan diluar diri mereka sendiri, dan harus mendekati kekuatan tersebut agar hidup mereka lebih tenang dan lebih mudah dalam menghadapi segala marabahaya. Yaitu antara lai dengan mengadakan berbagai macam upacara. Ada yang melakukannya dengan ritual pemujaan, pemberian sesaji, juga upacara-upacara ritual lainnya.
Nenek Moyang Bangsa Indonesia
Robert Von Heine Geldern, seorang ahli prasejarah, arkeolog dam etnolog dari Austria, yang berpendapat bahwasanya nenek moyang Indonesia berasal dari daratan Asia. Pada awalnya nenek moyang kita berada di daerah Yunan, China Selatan. Kemudian berpindah ke daerah selatan (daerah Vietnam).
Proses perpindahan tersebut diduga terjadi pada tahun 1500 SM sampai dengan 500 SM, perpindahan tersebut terus menuju pada pulau-pulau daratan Asia bagian selatan. Mereka yang mendiami Asia bagian selatan umumnya disebut Austronesia (Austro= selatan, nesos= pulau).
Bangsa Austronesia yang mendiami Indonesia disebut bangsa Melayu, mereka dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
Bangsa Proto Melayu. Sekitar tahun 1500 SM, bangsa proto Melayu memasuki Indonesia melalui 2 jalur, yakni jalur barat (malaya hingga Sumatera), dan melalui jalur Timur (Philippine hingga Sulawesi utara). Bangsa ini memiliki kebudayaan yang lebih maju dari pada homo sapiens sebab kebudayaan mereka yang dikenal dengan kebudayaan batu baru atau neolitikum. Meskipun tetap menggunakan batu namun pengerjaannya sangat baik dan rapi seperti kapak persegi dan kapak lonjong.
Bangsa Deutero Melayu. Sejak tahun 500 SM, bangsa Deutero Melayu mulai memasuki Indonesia melalui satu jalur saja, yakni melalui jalur barat atau melalui jalur Melayu Sumatera. Bangsa ini mempunyai kebudayaan yang lebih maju dibanding proto Melayu, hal itu didasari pada peralatan mereka yang sudah terbuat dari zaman logam di indonesia, perunggu, kemudian besi seperti kapak corong atau kapak sepatu dan nekara. Suku Jawa, Bugis, Melayu, dll. merupakan keturunan dari pada deutro Melayu.
Sudah Mengenal Kepercayaan
Manusia sebagai makhluk berbudaya (homo sapiens) sudah mulai menemukan jalan kehidupan yang menggunakan potensi dirinya. Lambat laun manusia sudah mulai menyadari kalau ada kekuatan diluar dirinya. Pada saat itulah manusia mulai mencari dan mengidentifikasi central power itu kemudian berusaha melakukan pendekatan agar hidup mereka tenang dan terhindar dari marabahaya (Perspektif Manusia Prasejarah Memahami Tuhan; Prof K.H. Nasaruddin Umar; Republika, 26 May 2020).
Masa mengenal kepercayaan merupakan bukti dari adanya perkembangan dalam kemampuan berpikir manusia pada saat itu. Manusia praaksara pada masa itu mulai mempercayai adanya kekuatan lain di luar kekuatan dirinya sendiri.
Adanya kepercayaan ini memunculkan beberapa upacara dan ritual khusus sebagai bentuk bagaimana mereka mempercayai kekuatan tersebut.
Beberapa contoh kepercayaan yang ada di masa ini adalah sebagai berikut:
Animisme. Animisme merupakan bentuk kepercayaan kepada roh nenek moyang ataupun roh-roh lain yang dipercaya dapat memengaruhi kehidupan. Ciri khas dari kepercayaan ini adalah kegiatan memberikan sesaji untuk menjaga agar roh tersebut tidak mengganggu.
Dinamisme. Sedangkan Dinamisme merupakan suatu bentuk kepercayaan pada kekuatan alam serta benda yang dipercaya memiliki sifat gaib. Manusia yang mempercayai ini dapat dikenal dengan ciri menyembah batu, pohon besar, laut, gunung, keris, gua, patung, dan memiliki jimat.
Totemisme. Totemisme merupakan sebuah kepercayaan pada binatang yang dipercaya memiliki kesucian dan kekuatan. Kepercayaan ini memiliki bentuk upacara ritual yang dilakukan melalui sarana atau tempat tertentu, seperti batu yang dipahat dengan ukuran besar.
Tanda Bahwa Sudah Mengenal Kepercayaan
Meskipun masih dalam kategori less civilized, manusia sudah mulai menjalin hubungan dengan apa yang disebut sebagai sumber atau pusat kekuasaan yang bersifat mistis. Mungkin dari sudut manusia tidak pernah terpisah dari keyakinan mistis maka manusia sering disebut sebagai zoon religion (Perspektif Manusia Prasejarah Memahami Tuhan; Prof K.H. Nasaruddin Umar; Republika, 26 May 2020)
Ciri-ciri bahwa masyarakat sudah mengenal kepercayaan antara lain: (1) Menjalankan ritual atau upacara khusus sebagai bukti kepercayaan tersebut. (2) Terdapat bangunan-bangunan besar yang dijadikan sebagai sarana pemujaan atau upacara ritual.
Bukti yang menunjukkan bahwa masyarakat praaksara telah mengenal sistem kepercayaan, antara lain: Lukisan Gua sebagai lambang kekuatan atau lambang pelindung dari roh jahat; Meja Batu (dolmen) untuk meletakan sesaji dalam memuja roh nenek moyang; Menhir sebagai sarana pemujaan; Punden Berundak sebagai pemujaan arwah pada tempat-tempat tinggi; Arca sebagai media pemujaan dan sebagai penghubung antara yang hidup dan yang sudah mati; dan masih banyak lainnya. [S21]