Kedaulatan Pangan VS Ketahanan Pangan

SUATU KETIKA pada awal 2021 Presiden ke-5 Republik Indonesia mengungkapkan keprihatinannya tentang kondisi pangan di Indonesia. Bagaimana mungkin negeri yang luas dan subur belum berdaulat dalam pemenuhan pangan.

“Negara kita ini kaya raya sekali. Sehingga kita jangan berpikir ketahanan pangan, tetapi kita harus berpikir kedaulatan pangan,” kata Megawati dalam acara peluncuran buku berjudul “Merawat Pertiwi, Jalan Megawati Soekarnoputri Melestarikan Alam”, pada Maret 2021.

Memang urusan pangan menyangkut hajat hidup orang banyak, karena itu jika masalah pangan bergantung pada negara lain alias impor maka berpengaruh juga pada kedaulatan suatu bangsa.

Ketahanan pangan dan kedaulatan pangan memiliki perbedaan makna meski sekilat sama-sama soal kebutuhan perut yang terpenuhi.

Akademisi Undip Prof Bambang WHEP, menjelaskan apa perbedaan antara ketahanan pangan dan kedaulatan pangan. Beliau menyebutkan bahwa perbedaan di antara kedua istilah ini sedikit namun krusial.

Ketahanan pangan berarti upaya penyediaan pangan tanpa memperhatikan asal bahan pangan apakah dari dalam negeri atau impor dari negara lain. Sedangkan kedaulatan pangan berarti upaya penyediaan pangan dengan mengusahakan kemampuan maksimal produksi pertanian dalam negeri untuk meminimalkan impor dari negeri lain.

Masalah kemiskinan juga sangat erat terkait dengan masalah pangan. Dunia sangat berkepentingan pada masalah pangan ini untuk bisa mengatasi berbagai penyebab masalah pangan demi menjaga keamanan dan kedamaian dunia.

Target pertama adalah mengakhiri kelaparan dan kekurangan gizi, dan kedua adalah melipatgandakan produktivitas pertanian, memastikan pertanian berkelanjutan, mengelola keragaman genetik sumber daya pangan, dan meningkatkan kapasitas produksi pertanian. Maka, pada intinya adalah adanya usaha mengakhiri kelaparan dan kekurangan gizi untuk target pertama, dan usaha peningkatan produksi pertanian sebagai target kedua.

Menurut Megawati Soekarnoputri perbedaan antara ketahanan pangan dan kedaulatan pangan sangat besar. Ia menilai, ketahanan pangan merupakan satu hal yang harus dipikirkan ketika negara sedang mengalami kekurangan bahan pangan.

Kalau ketahanan pangan, makan kita kurang, maka kita impor. Namun, untuk kedaulatan pangan adalah kondisi di mana segala hal yang ada di Indonesia dapat dikonsumsi dan diolah dengan semaksimal mungkin.

Oleh karena itu kedaulatan pangan menjadikan Indonesia mampu mengekspor hasil sumber daya alam berupa bahan makanan. Kedaulatan pangan itulah yang perlu difokuskan sebagai arah membangun bangsa dan negara.

“Saya selalu mengatakan, mengapa negara yang begini kaya raya, kenapa banyak orang yang begitu pintar, tidak menyatukan pikiran fokus dalam satu arah untuk membangun negara ini dengan kedaulatan pangan,” tegasnya.

Maka kedaulatan pangan adalah suatu PR besar bagi seluruh komponen bangsa agar generasi kedepan memiliki gizi yang cukup sehingga memiliki kualitas untuk membangun bangsa.

Ketersediaan pangan juga bisa mempengaruhi kondisi tubuh masyarakat, terutama anak-anak. Kondisi tubuh anak-anak yang kurang gizi bisa mengakibatkan keterhambatan pertumbuhan dan perkembangan tubuh dan otak (kecerdasan). Gizi yang baik mencegah terjadinya stunting pada anak. Gizi pangan yang baik juga menyehatkan mayarakat secara umum. [PTM]