Koran Sulindo – Insiden kebakaran dan meledaknya Kilang Balongan, Indramayu, Jawa Barat, bisa menghambat megaproyek Refinery Development Master Plan Pertamina.
“Jadwalnya pasti akan molor. Perkiraan saya memperbaiki tangki yang rusak parah butuh waktu lama untuk bisa berfungsi normal kembali,” kata pengamat energi yang juga pernah menjabat sebagai Anggota Komisi VII DPR periode 2014-2019, Kurtubi dalam keterangannya, Selasa (30/3).
RDMP Kilang Balongan, kata Kurtubi merupakan salah satu proyek strategis nasional dalam rangka pengembangan kilang di Indonesia.
Mengutip informasi dari laman resmi Pertamina, pengerjaan proyek RDMP Kilangan Balongan fase pertama ditandai dengan pemancangan perdana pada Februari lalu.
Pengembangan proyek ini bertujuan meningkatkan fleksibilitas unit pengolahan dan meningkatkan kapasitas produksi Kilang Balongan dari sebelumnya hanya 125 MBSD menjadi 150 MBSD, serta mampu menghasilkan nafta untuk proses lebih lanjut dari 5,29 MBSD menjadi 11,6 MBSD.
Dengan peningkatan fleksibilitas Crude Distillation Unit, maka Kilang Balongan akan bisa memproses minyak mentah campuran berat ataupun minyak mentah ringan. Hal ini akan meningkatkan margin untuk perusahaan dan juga meningkatkan ketahanan energi nasional.
Selanjutnya, fase kedua adalah aktivitas produksi mulai berlangsung pada tahun 2022 mendatang. Adapun fase ketiga terkait pengembangan komplek kilang terintegrasi petrokimia yang diproyeksikan rampung pada tahun 2026.
Dalam penggarapan proyek ini, Pertamina menggandeng dua perusahaan energi asing, yakni CPC dan perusahaan minyak asal Abu Dhabi ADNOC.
Lebih lanjut Kurtubi mengatakan, hal yang juga menarik adalah kebakaran kilang minyak Pertamina bukan hanya sekali ini saja, tetapi sudah sering terjadi seperti Kilang Balikpapan, Kilang Cilacap dan yang terbaru Kilang Balongan.
“Ini artinya mungkin kurang maintenance, kurang pengawasan, dan kurang kontrol. Pertamina harus meningkatkan itu semua agar jangan sampai kebakaran kilang dianggap hal biasa,” kata Kurtubi.
Seperti diketahui, insiden kebakaran Kilang Balongan terjadi pada tangki T-301G sekitar pukul 00.45 dini hari, Senin kemarin (29/3).
Saat ini, kondisi kilang masih belum aktif beroperasi karena Pertamina memberlakukan shutdown atau penghentian operasi pengolahan bahan bakar minyak. [Wis]