Koran Sulindo – Keahlian dan kompetensi Insinyur Indonesia mampu bersaing dengan insinyur asing. Bahkan insinyur asal Indonesia banyak diminta sejumlah negara di Asean dan Timur Tengah.
“Keahlian dan kompetensi insinyur Indonesia tak kalah dengan dengan negara lain sehingga mereka mampu bersaing di manapun saat bertugas,” kata Sekjen Badan Kejuruan Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Ngadiyanto, di sela penyelenggaraan Seminar Tahunan Badan Kejuruan Elektro Persatuan Insinyur Indnesia (BKE PII) yang mengambil tema ICT untuk Bangsa (IuB), di Jakarta, Rabu (14/12), seperti dikutip Antara.
Saat ini banyak insinyur Indonesia yang bekerja di luar negeri dan memiliki posisi penting hingga mengerjakan sejumlah mega proyek yang memiliki tingkat kecanggihan tinggi.
“Adanya continuing professional development atau CPD tentu akan kita dukung dalam upaya meningkatkan kemampuan insinyur Indonesia agar kian bisa bersaing di pasar global,” kata Ngadiyanto.
Direktur Jenderal Kelembagaan Kemenristek Dikti Patdono Suwignjo mengatakan pemerintah berharap PII melakukan pembinaan terhadap anggotanya melalui CPD agar bisa menghasilkan kemampuan personal yang mampu bersaing dengan insinyur asing.
“Maju atau tidaknya kualitas insinyur di Indonesia tidak lagi ditentukan oleh perguruan tinggi tapi bagaimana organisasinya bisa membina anggotanya untuk terus mengembangkan profesinya,” kata Patdono.
Pada Desember 2015,Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, insinyur Indonesia mampu bersaing dengan tenaga asing terutama dalam membangun infrastruktur dalam negeri.
“Pada saat semua berfikir tidak bisa, mesti orang Jerman, Perancis dan lain-lain, saya katakan tidak, mesti orang kita semua. Justru karena tidak pernah maka tidak bisa,” kata Wapres saat membuka Kongres XX Persatuan Insinyur Indonesia (PII) di Jakarta, saat itu.
Wapres menyampaikan pengalamannya membangun pembangkit listrik tenaga air di Poso yang seluruhnya dibangun oleh tenaga lokal.
Terbaik di Asia Tenggara
Sebelumnya Kepala Badan Pembinaan Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum, Hediyanto W. Husaini, mengatakan Indonesia memiliki insinyur ahli konstruksi yang paling unggul di Asia Tenggara.
Banyaknya proyek konstruksi di Indonesia melatih kemampuan para insinyur sehingga kemampuannya benar-benar teruji.
Para insinyur Indonesia terbiasa membangun pelabuhan, jalan, gedung, dan proyek konstruksi canggih lainnya. Bukti keunggulan Indonesia pun terlihat dari banyaknya perusahaan konstruksi nasional yang menggarap proyek di luar negeri.
“Waskita Karya, Adhi Karya dan perusahaan lain berperan aktif dalam pembangunan konstruksi di Myanmar, Filipina, Vietnam, Malaysia, hingga Arab Saudi,” kata Hediyanto.
Namun kelemahan tenaga ahli Indonesia adalah sertifikasi. Dari 1.000 insinyur, hingga saat ini hanya 200 orang yang sudah memiliki sertifikat di level ASEAN. Sertifikat ini penting karena menjadi syarat utama dari satu negara untuk mempekerjakan tenaga asing. [DAS]