Kaum ultra-nasionalis Polandia pawai memeringati hari kemerdekaan negaranya [Foto: The Guardian]

Koran Sulindo – Puluhan ribu kaum supremasi kulit putih alias ultra-nasionalis berdemonstrasi merayakan Hari Kemerdekaan Polandia. Mereka menyalakan petasan dengan warna-warni sambil membawa spanduk dengan slogan “persaudaraan kulit putih Eropa”.

Pawai kaum ultra-nasionalis itu diperkirakan mencapai 60 ribu orang. Mereka terdiri atas kaum muda, dan orang tua. Sebagian menutupi wajahnya dan sebagian lagi menenteng botol bir. Pawai kaum ultra-nasionalis itu sontak mengejutkan warga Polandia.

Pawai ini, menurut laporan The Guardian, hanya salah satu dari sekian pawai untuk memeringati hari kemerdekaan Polandia. Kaum “sayap kanan” ini berbaris sambil meneriakkan “Tuhan, kehormatan dan negara”. Mereka juga meneriakkan yel-yel yang umumnya dilakukan kaum ultra-nasionalis yaitu “Polandia putih”, “Polandia murni” serta “usir kaum imigran”.

Mereka juga bergerak dengan membawa slogan “We Want God”, kata-kata sebuah lagu yang pernah dikutip Presiden Donald Trump ketika berkunjung ke Polandia pada awal 2017. Mereka menentang kaum liberal dan meneriakkan agar mempertahankan nilia-nilai Kristen.

Menanggapi pawai itu, Menteri Dalam Negeri Polandia Mariusz Błaszczak mengatakan, demonstrasi tersebut sebagai sebuah pemandangan yang “indah”. Ia bangga karena warga mengambil bagian dalam merayakan hari kemerdekaan negara.

Warga yang tergabung dalam kelompok anti-fasis – walau jumlahnya lebih kecil – memrotes aksi pawai kaum ultra-nasionalis. Kepolisian langsung bergerak untuk membuat jarak di antara dua kelompok tersebut. Insiden kecil terjadi. Kaum ultra-nasionalis menendang beberapa perempuan yang meneriakkan slogan anti -fasisme dan memasang spanduk “hentikan fasisme”.

Seorang guru Polandia Andy Eddles kaget dengan aksi pawai kaum ultra-nasionalis itu. Ia heran mengapa kepolisian mengizinkan mereka untuk berpawai. Para ultra-nasionalis itu hanyalah suporter bola yang mengatasnamakan patriotisme. “Saya mendukung kelompok anti-fasis. Ini penting sebagai solidaritas terhadap demokrasi yang sedang mendapat tekanan,” tuturnya.

Tak terima dengan tuduhan sebagai kaum fasis, sebagian peserta pawai mengingatkan kelompok anti-fasis agar tidak menyamakan semuanya. Sebagian yang ikut pawai benar-benar dalam rangka memeringati hari kemerdekaan Polandia tanpa sama sekali meneriakkan slogan-slogan fasisme. Hanya 30 persen dari peserta pawai yang berpandangan ultra-nasionalis. [KRG]