Katarak, Penyebab Kebutaan Tertinggi di Dunia

Katarak/ist

SEJAK tahun 2000, World Health Organization (WHO) telah menetapkan setiap hari Kamis minggu kedua di bulan Oktober sebagai Hari Penglihatan Sedunia atau World Sight Day (WSD). Pada tahun ini, WSD jatuh bertepatan pada hari ini, Kamis, 14 Oktober 2021.

Peringatan yang dilakukan setiap tahun ini bertujuan untuk memusatkan perhatian dunia pada gangguan penglihatan, termasuk kebutaan. Tahun ini, Hari Penglihatan Sedunia mengangkat tema “Love Your Eyes”, yang berarti “Cintailah Matamu”.

Secara global, dari 7,8 miliar penduduk dunia, setidaknya 2,2 miliar orang memiliki gangguan penglihatan jarak dekat atau jauh. Namun setengahnya, yang berjumlah 1 miliar, berupa kasus yang dapat dicegah dan dapat ditangani.

Dari 1 miliar orang ini, prevalensi atau jumlah keseluruhan kasus, terjadi karena kelainan refraksi yang tidak tertangani (88,4 juta), katarak (94 juta), glaukoma (7,7 juta), kekeruhan kornea (4,2 juta), retinopati diabetik (3,9 juta), trakoma (2 juta), serta gangguan penglihatan dekat yang disebabkan oleh presbiopia yang tidak tertangani (826 juta).

Gangguan penglihatan ini dialami orang-orang dari segala usia, dengan mayoritas berusia di atas 50 tahun. Gangguan penglihatan dan kebutaan ini dapat memiliki efek besar dan bertahan lama pada semua aspek kehidupan, termasuk aktivitas pribadi sehari-hari, interaksi dengan masyarakat, pembelajaran di sekolah, peluang kerja, serta kemampuan untuk mengakses layanan publik.

Prevalensi di Indonesia

Di Indonesia sendiri, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan RI bekerjasama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) telah melakukan Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) untuk mengetahui prevalensi gangguan penglihatan dan kebutaan di 15 provinsi.

Assessment ini menyurvei sasaran populasi usia di atas 50 tahun di Sumatera Barat, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Bali, NTT, NTB, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Maluku, dan Papua.

Dari survei tersebut, diketahui bahwa di Indonesia terdapat 8 juta orang yang mengalami gangguan penglihatan. 1,6 juta orang menderita kebutaan dan 6,4 juta orang menderita gangguan penglihatan sedang dan berat.

Dari kasus kebutaan itu, katarak merupakan penyebab utama sebanyak 81 persen dan diperkirakan terdapat sekitar 1,3 juta penduduk Indonesia yang buta karena katarak.

Yang Harus Anda Ketahui tentang Katarak

Pada kondisi normal, lensa mata akan berwarna bening karena sesuai dengan fungsinya, yaitu untuk meneruskan cahaya ke dalam retina. Jika seseorang menderita katarak, lensa matanya menjadi keruh dan kekerasannya akan bertambah secara perlahan.

Katarak dapat menyebabkan penderitanya sulit untuk melakukan aktivitas sehari-hari karena pandangan yang terganggu.

Beberapa faktor yang menjadikan seseorang terkena katarak adalah faktor penuaan; memiliki riwayat lensa mata yang pernah mengalami trauma seperti masuknya serpihan material tajam ke mata dan terbentur bola; infeksi saat kehamilan; mengidap penyakit tertentu seperti diabetes melitus dan hipertensi; memiliki kebiasaan merokok dan mengkonsumsi alkohol; terkena paparan sinar matahari yang lama pada mata; terkena paparan toksin atau racun; dan adanya riwayat keluarga yang mengidap katarak.

Hingga saat ini, belum ada obat-obatan yang dapat mengatasi katarak atau mencegah kondisi ini bertambah buruk. Operasi katarak merupakan satu-satunya cara yang dapat dilakukan untuk memperbaiki penglihatan penderita katarak.

Jika katarak masih tergolong ringan dan belum menyebabkan gangguan penglihatan yang signifikan, operasi katarak biasanya belum disarankan. Namun, dokter akan menyarankan prosedur ini saat muncul gejala-gejala katarak, yaitu: Gangguan penglihatan pada malam hari; penglihatan kabur; sulit membedakan warna; sensitif terhadap sinar; terdapat lingkaran cahaya ketika melihat sumber cahaya, seperti lampu; rabun jauh; dan penglihatan ganda.

Operasi Katarak Tidak Terasa Sakit

Mendengar kata operasi, banyak orang yang takut akan prosedur dan prosesnya. Namun jangan khawatir, teknik operasi saat ini didukung dengan alat khusus dan sangat jarang sekali gagal atau menimbulkan komplikasi.

Umumnya, keseluruhan proses operasi katarak memakan waktu 30-45 menit. Selama operasi katarak, pasien akan tetap sadar dan membuka matanya hingga operasi selesai. Jika pasien tegang atau cemas sebelum menjalani operasi, dokter dapat memberikan obat penenang.

Untuk memudahkan operasi, dokter akan meneteskan obat khusus yang berfungsi melebarkan pupil. Setelah pupil melebar, dokter akan memberikan bius lokal pada mata, sehingga bola mata akan mati rasa dan pasien tidak merasakan sakit selama operasi.

Dokter juga akan membersihkan kulit di sekitar mata dan kelopak mata, serta meletakkan kain steril di atas kepala dan sekitar mata pasien. Spekulum (alat penyangga) akan dipasangkan pada kelopak mata untuk memastikan mata pasien tetap terbuka selama operasi.

Pada operasi katarak, lensa yang sudah keruh akan dihancurkan dengan alat khusus. Setelah hancur, lensa tersebut diangkat dari bola mata dan diganti dengan lensa buatan (IOL). Namun, pada beberapa kasus, tidak diperlukan penggantian dengan lensa buatan.

Setelah operasi katarak, biasanya pasien boleh langsung pulang di hari yang sama, tetapi tidak boleh menyetir sendiri. Penglihatan pasien masih terasa kabur setelah operasi dan akan mengalami perbaikan dalam beberapa hari, ditandai dengan warna yang terlihat lebih jelas.

Usai operasi, pasien mungkin akan merasa tidak nyaman dan gatal di bagian mata yang dioperasi. Hal ini wajar. Namun, Anda harus menghindari untuk menggaruk atau mengucek mata karena dapat menimbulkan komplikasi.

Untuk melindungi mata pasien, dokter biasanya akan memasangkan perban atau pelindung mata. Dokter juga akan menjadwalkan pasien untuk kontrol setelah operasi, agar pemulihannya dapat dipantau.

Selama masa pemulihan, pasien perlu meneteskan obat tetes mata yang diresepkan oleh dokter untuk menghindari infeksi dan peradangan, serta mengendalikan tekanan pada mata.

Rasa tidak nyaman atau gatal pada mata biasanya akan hilang dalam beberapa hari, dan mata akan pulih sekitar 8 minggu setelah operasi. Jika pasien memerlukan kacamata setelah operasi katarak, dokter akan memberikan resep lensa kacamata. [GAB]