Foto: ugm.ac.id

Koran Sulindo – Tak sedikit orang yang harus menjalani tirah baring (bedrest) di tempat tidur dalam jangka waktu yang cukup lama akibat menderita patah tulang atau sakit jantung, misalnya. Biasanya, pasien ini akan mengalami kesulitan bila harus buang air kecil atau air besar sendiri (toileting) Begitu juga bila harus dipakaikan popok, kateter, atau pispot, di samping mendapat bantuan dari perawat.

Penggunaan alat -alat tersebut memiliki beberapa dampak risiko, seperti infeksi, ruam popok, dan juga iritasi. “Bagi sebagian orang, penggunaan alat-alat tersebut juga dirasa kurang nyaman,” kata Mia Purnama, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada-Yogyakarta, saat berbincang dengan para wartawan di kampusnya, Kamis (2/6).

Berdasarkan pengamatan dan perbicangannya dengan beberapa pasien yang menjalani tirah baring, Mia bersama dengan Agitta Tri Putra (fakultas teknik), Fatwa Januarya (fakultas teknik), Yudan Rudi (fakutas teknik), dan Farhan Tandia (fakultas teknik) tergerak mengembangkan alat untuk mengatasi persoalan itu. “Kami berupaya menciptakan suatu alat yang dapat membantu pasien tirah baring saat melakukan kebutuhan toileting,” ungkap Mia.Bedrest

Bersama keempat rekannya itu, Mia pun mendesain alat yang mampu membantu pasien tirah baring untuk kebutuhan toileting. Alat ini dipasang di tempat tidur pasien. Maka, ketika pasien berkeinginan buang air besar atau buang air kecil, pasien dapat membuka dan menutup alat pispot secara otomatis melalui tombol yang ada di samping pasien. Sementara itu, untuk melakukan pembersihan area genital dapat dilakukan dengan mengaktifkan pompa menggunakan sensor tangan dari pasien. “Selang air secara otomatis akan melakukan pembersihan pada area genital pasien,” ujar Mia lagi.

Menurut Mia, alat yang didesain bersama empat kawannya itu sedikit banyak akan meringankan pekerjaan perawat atau penunggu, di samping bisa mencegah efek iritasi dari pasien itu sendiri bila memakai popok, misalnya. “Selain untuk memudahkan pasien, alat ini juga diharapkan mampu menciptakan kemandirian pasien yang mengalami tirah baring atau bedrest,” tutur Mia lagi.

Alat buatan kelima mahasiswa tersebut selain dapat diaplikasikan di rumah sakit, nantinya juga dapat digunakan untuk pasien yang dirawat di rumah. “Ini dapat memudahkan anggota keluarga dalam merawat sanak saudaranya yang mengalami tirah baring,” kata Mia. [YUK]