Koran Sulindo – Pemerintah Venezuela secara resmi mundur dari keanggotan Organisasi Negara-Negara Amerika (OAS) karena menganggapnya sebagai lembaga “kolonial” di bawah kendali Washington. Eksistensi OAS disebut semakin lama hanya untuk melayani kepentingan Amerika Serikat (AS) untuk mendominasi Benua Amerika.
Pemerintah Venezuela juga menuduh AS melalui OAS sebagai bentuk “agresi” baru untuk mengganggu perdamaian rakyat Venezuela. Intervensi demikian disebut praktik kejam dan sungguh berbahaya untuk Amerika Latin dan Karibia.
Pernyataan pemerintah Venezuela merupakan bentuk tanggapan keras terhadap AS setelah Wakil Presiden Mike Pence di Dewan Tetap OAS mendesak agar menangguhkan keanggotaan Venezuela di lembaga tersebut. Juga menuduh pemerintah sah Venezuela menggelar pemilu yang penuh dengan manipulasi sehingga diperlukan sebuah pemilu yang sah dan benar.
Tidak terima dengan pidato Pence, pemerintah Venezuela melalui pernyataan resmi itu justru menuduh balik Pence lewat pidatonya itu sebagai penipuan atas intervensi mereka terhadap rakyat Venezuela yang berdampak buruk. Apa yang disampaikan Pence merupakan bentuk kemanusiaan palsu, dan berusaha melemahkan niat rakyat agar bisa mengambil kekayaan dan sumber daya alam Venezuela.
Berdasarkan laporan teleSUR, dalam pertemuan OAS pada Senin kemarin, perwakilan Venezuela, Samuel Moncada menolak semua tuduhan Pence yang berpura-pura perhatian dan simpati terhadap rakyat pengungsi di Amerika Tengah. Padahal, selama pemerintahan Trump, rakyat pengungsi itu dideportasi sedemikian rupa dari AS sehingga mereka terancam mengalami kekerasan dan kematian.
AS, kata Moncada, juga bertujuan untuk menghalangi pemilihan umum di Venezuela pada 20 Mei nanti. Tindakan AS itu lalu dikatakan sebagai bentuk kejahatan internasional. Pemerintah Venezuela memastikan pemilihan umum di negeri itu akan diselenggarakan pada 20 Mei nanti kendati di bawah bayang-bayang intervensi dan agresi AS. [KRG]