Kapolri: Teroris Mau Ledakkan Bom saat Pergantian Pasukan Jaga Istana

Kapolri Jenderal Tito Karnavian /Foto: Humas Setkab/Oji

Koran Sulindo – Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan sampai hari ini sudah 6 orang terduga teroris yang ditangkap kepolisian. Upaya mereka meledakkan bom di Istana Negara berhasil digagalkan oleh Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Mabes Polri, Sabtu (10/12).

“Rencana serangan mereka sebetulnya memang adalah di pos penjagaan itu. Pada saat terjadi pergantian jaga itukan biasanya menarik banyak massa. Alhamdulillah, dapat kita gagalkan,” kata Tito, di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (11/12) malam.

Sejak 17 Juli lalu, memang pergantian jaga pasukan itu terbuka untuk umum.

Keenam orang itu adalah sel kecil yang langsung berhubungan dan didanai Bahrun Naim. Mereka belajar cara membuat bom berdaya ledak tinggi termasuk bom pressurized cooker (panci nasi yang di-pressurized untuk bandeng presto) secara online.

“Bukan rice cooker biasa ini karena dia kalau ditekan dan ditutup itu memiliki daya ledak, mampet nanti dan bisa meledak. Prinsipnya seperti granat,” kata Tito.

Dalang utama atau mastermind teroris itu, Bahrun Naim, diduga sekarang ada di Raqqa, Suriah. Polri terus memburu Bahrun Naim.

Bahrum Naim/Reuters

Kapolri mengatakan rencana peledakan bom di Istana itu sudah dimonitor kurang lebih selama 2 minggu terakhir, baik di Solo, Bekasi, maupun tempat lainnya.

“Begitu kemudian di kontrakan yang di Bintara, Bekasi, diyakini ada barang bukti maka digrebek dan ditangkap. Betul ada, dan dengan teknik-teknik tertentu maka mereka tidak bisa mengelak lagi,” katanya.

Keenam tersangka ini akan diproses secara hukum dan berkasnya akan diserahkan ke Kejaksaan dan berakhir di Pengadilan.

“Jadi jangan sampai nanti ada yang mengatakan ini pengalihan isu, rekayasa. Tidak. Semua proses hukum akan berakhir kepada persidangan. Silakan nanti di peradilan kita lihat nanti apa kesaksian mereka,” kata Kapolri.

Pengamanan Natal
Mencegah kemungkinan terjadinya aksi teror pada perayaan Natal dan Tahun Baru nanti, Kapolri memerintah Densus 88 Anti Teror Mabes Polri untuk all out melakukan monitoring wilayah-wilayah dan memperkuat pengamanan objek-objek vital.

Kapolri juga menginstruksikan kepada beberapa Kepala Kepolisian Daerah melakukan koordinasi dengan semua stakeholder terkait seperti FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama), MUI (Majelis Ulama Indonesia), dan PGI (Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia).

“Perkuat deteksi intelijen mana kira-kira kelompok-kelompok yang akan melakukan aksi resisten mengganggu ibadah hari besar umat Kristiani. Mereka harus segera melakukan langkah-langkah untuk menetralisir baik dengan cara persuasif maupun dengan cara koersif,” seru Kapolri.

Kapolri juga menginstruksikan kepada para Kapolda untuk melibatkan masyarakat membantu pengamanan. Ia menunjuk contoh yang dulu pernah dilakukan saat anggota Banser GP Ansor menjaga gereja-gereja saat peringatan Natal. [setkab.go.id/DAS]