Kapolri Tito Karnavian/YMA

Koran Sulindo – Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengungkapkan polisi sering melakukan penangkapan kelompok teroris, sehingga menjadi target sasaran aksi bom seperti yang terjadi di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, pada Rabu (24/5) malam.

Aksi bom diduga bunuh diri kata Tito dilakukan oleh kelompok Jamaah Anshar Daulah (JAD). Kelompok ini pendukung ISIS yang mendapatkan doktrin takfiri yaitu yang bukan berasal dari Tuhan adalah kafir.

Kafir menurut kelompok mereka ada dua yaitu Kafir Harbi dan Kafir Dzimmi. “Polisi karena tugasnya, kita melakukan penindakan hukum. Jadi bagi mereka adalah Kafir Harbi,” kata Tito saat mengunjungi tempat kejadian perkara (TKP) Terminal Kampung Melayu, Jumat (26/5).

Tito mengatakan sudah 120 anggota polisi menjadi korban, 40 anggota tewas. “Saya mengucapkan rasa duka sedalamnya terutama para anggota, yang sedang tugas. Mereka gugur dalam tugas. Mereka juga gugur dalam keadaan syahid,” katanya.

Tito membenarkan bahwa aksi bom kemarin berkaitan dengan fenomena teror global. Saat ini kelompok ISIS yang berpusat di Suriah sedang terdesak karena dibombardir oleh Rusia maupun negara barat.

“Terjadi desentralisasi. Sentral diserang, mereka memerintahkan mengalihkan perhatian,” ucapnya.

Babat Habis Kelompok JAD

Tito meminta masyarakat jangan panik. Meski dirinya mengakui bahwa kelompok JAD sudah belajar deteksi kepolisian dan intelijen. Namun, kelompok tersebut jauh di bawah kemampuan Polri dan TNI.  “Masyarakat jangan panik ya, saya yakin kita semua tetap kuat. Ini kelompok kecil, kita akan kejar mereka. Sel mereka kita sudah tahu, kelompok mereka sudah tahu. Saya sudah perintahkan kejar habis,” pungkasnya.

Ia menambahkan perlu peran masyarakat untuk menumpas habis kelompok teroris di Indonesia. “Sekali lagi, mari kita sama sama hadapi mereka.

Mereka adalah kelompok kecil, kita perlu bersama sama menekan mereka, menetralisir mereka,” tandasnya.

Seperti diketahui bom Kampung Melayu menewaskan tiga anggota polisi yaitu Bripda Topan Al Agung, Bripda Ridho Setiawan, Bripda Imam Gilang Adinata. Sedangkan mereka yang luka-luka yakni Bripda Feri, Bripda Yogi, Bripda Muhammad Puji Saputra, Bripda Muhammad Al Agum Pangestu, Bripda Syukron Rian Nugroho, dan Bripda Pandu Dwi Laksono.

Adapun masyarakat sipil yang mengalami luka-luka dalam aksi teror bom tersebut, sebanyak lima orang. Dua di antaranya supir mikrolet Damai Sihaloho dan supir Kopaja Agung, karyawan bank BUMN Tasdik, serta dua orang mahasiswi Susi Afitriani dan Jihan.

Polisi juga berhasil mengidentifikasi kedua pelaku yaitu bernama Ihwan dan Ahmad Sukri. Kemudian, Densus 88 Antiteror dibantu Polda Jawa Barat menangkap tiga terduga teroris di tempat terpisah. Mereka terindikasi terlibat dalam jaringan bom Kampung Melayu, Jakarta Timur.

Ketiga terduga ditangkap pada Jumat (26/5) dini hari tadi. Kabid Humas Polda Jabar Kombes Yusri Yunus mengatakan, mereka yang ditangkap berinisial A, WS, dan J

A ditangkap di Jalan Mohammad Toha, Dayeuh Kolot, Kabupaten Bandung. Sementara WS ditangkap di Jalan Rancasawo, Rancasari, Kota Bandung, dan J ditangkap di kawasan Cisarua, Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

“Dari hasil pengembangan, kami telah mengamankan tiga pelaku berkaitan dengan tindak terorisme bom Kampung Melayu,” ucap Yusri di lokasi penggeledahan Jalan Rancasari, Kota Bandung.

Ketiganya saat ini masih diperiksa Densus. Polisi masih mendalami peran mereka dalam peristiwa bom Kampung Melayu yang menewaskan tiga polisi. Guna mencari barang bukti, penyidik Densus 88 menggeledah kediaman WS di Jalan Rancasawo, Kota Bandung. [YMA]