Koran Sulindo – Kapolri Tito Karnavian meluncurkan buku karyanya yang berjudul Democratic Policing di di gedung LIPI, Jakarta. Buku yang ditulis bersama Hermawan Sulistyo itu membahasa perubahan paradigma polisi dari masa Orde Baru ke masa demokrasi kini.
“Sebagai Kapolri, saya diberi amanat untuk mengubah mindset dan perubahan di tubuh Polri. Jumlah anggota Polri di Indonesia itu mencapai 440 ribu dan itu tidak mudah untuk menjadikan satu kesatuan yang sama,” kata Tito, di Jakarta, Selasa (21/11), seperti dikutip tribratanews.com.
Buku setebal 494 halaman itu membahas paradigma polisi pada era demokrasi di Indonesia, setelah polisi bukan lagi alat kekuasaan negara tapi mengabdi dan melindungi masyarakat.
Menurut Tito, ia dan polisi yang kini perwira merupakan “produk” kelahiran Orde Baru, saat Polri masih bergabung dalam Angkatan Bersenjata RI (ABRI). Saat itu, petugas keamanan baik polisi maupun tentara tunduk pada kekuasaan.
Setelah Orde Baru, kekuasaan berpindah ke tangan rakyat karena itu perlu ada persamaan pandangan antara polisi jaman dulu dengan polisi zaman kini dalam konteks pelayanan masyarakat.
“Sampai saat ini masih ada yang orientasinya Orba. Perlu ada pedoman, terutama pimpinan Polri, perwira Polri. Ini bacaan yang wajib dibaca,” katanya.
Polri sudah menyusun cetak biru reformasi kepolisian sejak 1998 di bidang struktural, organisasi, instrumen, dan aturan-aturan hukum. Namun reformasi kultur paling tidak berhasil.
“Ini yang menjadi tanggungjawab kami termasuk saya bagaimana mengubah kultur dan mainset untuk memahami betul bahwa sekarang ini adalah era demokrasi. Sekarang ini yang punya negara adalah rakyat, dan bagaimana kita bisa menempatkan polisi kita agar dapat dipercaya publik,” kata Tito.
Sementara itu, Hermawan Sulistyo mengatakan Tito menuangkan sendiri ide-ide mengenai sosok polisi di era demokratis dalam buku ini. [DAS]