Kapolri Tito Karnavian/setkab.go.id

Koran Sulindo – Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengaku tidak bisa sepenuhnya bisa menghentikan kampanye negatif (negative campaign) pada saat pemilu 2019 nanti. Kampanye negatif hampir pasti terjadi dalam rangkaian pesta demokrasi.

“Tapi pada batas tertentu negative campaign ini juga tidak bisa kita cegah. Ini akan terjadi pertarungan nasional di Pilpres dan pertarungan (Pileg) DPR dan DPRD di dapil masing-masing,” kata Tito, di Mabes Polri, Senin (17/9/2018).

Kapolri berharap yang berkontestasi dalam Pilpres dan Pileg 2019 menggunakan kampanye positif seperti mengadu program dan gagasan.

“Negative campaign dalam artian sesuatu yang benar terjadi tentang suatu kekurangan kontestan boleh-boleh saja disampaikan dalam batas tertentu dan etika tertentu, yang tujuannya publik bisa memahami bahwa calonnya pemimpin atau wakilnya juga ada kelemahan,” katanya.

Mantan Kapolda Metro Jaya itu menegaskan, Polri tidak akan mentoleransi jika kampanye yang dilakukan bersifat kampanye hitam yang bohong menyerang kandidat.

“Yang tidak bisa ditolerir Polri adalah black campaign itu artinya kampanye tentan sesuatu yang tidak terjadi tapi seolah dibuat direkayasa di desain seolah itu terjadi,” ujarnya.

Dari semua bentuk kampanye yang ada, Tito mengharapkan para kandidat maupun para pendukungnya tetap mengusung kampanye positif.

“Kita ingin agar kontestasi ini berjalan secara demokratis supaya aman,” kata Tito. [YMA]