Koran Sulindo – Kapolri Jenderal Tito Karnavian menjenguk Ipda Erwin Yudha Wildan yang tengah menjalani perawatan di RS Pusat Pertamina, Jakarta.

Erwin yang merupakan personel Bhabinkamtibmas Polsek Kota Cianjur itu dirawat akibat mengalami luka bakar ketika mengamankan aksi demonstrasi mahasiswa.

Akibat insiden itu, Erwin yang mendapatkan luka bakar hingga 64 persen di sekujur tubuhnya. Sebelum kemudian dirujuk ke RSPP, Erwin sempat menjalani perawatan di RS Polri Kramatjati.

“Kondisinya terluka bakar. Dari organisasi tentu melakukan langkah hukum, sudah kepada pelaku. Kemudian kami beri pertolongan, memberikan bantuan pertolongan, kami rujuk ke RS Polri,” kata Tito di RSPP, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (16/8).

Menurut Tito, karena perawatan luka bakar terbaik ada di RSPP, maka tim medis RS Polri merujuk Erwin ke RSPP. Ia juga menyebut kondisi Erwin saat ini dalam keadaan kritis.

“Karena yang terbaik adalah RSPP untuk luka bakar. Kita berdoa yang bersangkutan segera melampaui masa kritis,” kata Tito.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen M Iqbal mengatakan kunjungan tersebut merupakan bentuk dukungan Polri kepada personelnya yang menjalankan tugas penuh tanggung jawab.

“Itu adalah bentuk dukungan moral dari pimpinan bagi personel Polri yang menjalankan tugas dengan dedikasinya yang luar biasa serta pengabdian yang tulus,” kata Iqbal yang menenami Kapolri mengunjungi Erwin.

Naik Pangkat

Iqbal menambahkan, selain dukungan moral tersebut, Polri juga memberikan penghargaan kepada Erwin berupa kenaikan pangkat luar biasa setingkat lebih tinggi dari pangkat semula.

“Selain Erwin, penghargaan kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi juga diberikan kepada tiga personel lain yang ikut terlibat dalam pengamanan aksi itu,” kata Iqbal.

Ketiga personel yang disebut Iqbal itu adalah Briptu Fransiskus Aris Simbolon, Briptu Muhammad Yudi Muslim dan Briptu Anif Endaryanto.

Seperti diketahui Erwin mengalami luka bakar ketika mencoba memadamkan api dari ban bekas yang disulut oleh aksi mahasiswa di Cianjur, Jawa Barat.

Insiden yang mencelakakan Erwin itu bermula saat mahasiswa di Cianjur melakukan unjuk rasa untuk menyuarakan aspirasi berkaitan dengan evaluasi pengangguran atau sedikitnya kapangan pekerjaan, serta pendidikan di Kabupaten Cianjur.

Gagal menemui pimpinan daerah yang dimaksud, para pengunjuk rasa itu melakukan aksi bakar ban sekaligus menutup arus lalu lintas di Jalan Siliwangi.

Erwin, anggota kepolisian yang saat itu tengah mengawal jalannya aksi unjuk rasa, berusaha memadamkan ban terbakar. Namun, tanpa diduga ada oknum mahasiswa yang melemparkan bahan bakar minyak dari arah belakang sehingga api menyambar tubuh Erwin dan beberapa rekannya.

Menyaksikan peristiwa itu, sejumlah orang di lokasi kejadian berupaya memadamkan api dengan air dari gelas-gelas air mineral dan alat seadanya. Diduga tubuh Erwin terkena cipratan bahan bakar yang dilempar sehingga api dengan cepat membakar.

Sebelumnya, Kepala RS Polri Kramat Jati Brigjen Musyafak di RS Polri Kramat Jati mengatakan Erwin menderita luka bakar hampir di seluruh tubuh, dari tangan hingga kaki.

“Dari pemeriksaan tim dokter bedah plastik disampaikan bahwa Pak Erwin ini luka bakar 64 persen. Hampir semuanya, jadi muka, kemudian kedua tangan, kedua kaki dari ujung kaki sampai paha, dan sebagian dada. Jadi dinilai ada 64 persen,” kata Musyafak di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Menyusul insiden itu polisi telah mengamankan 15 orang mahasiswa dari Kelompok Cipayung Plus yang melakukan aksi demo sekaligus memeriksa penanggung jawab aksi. Satu di antaranya sebagai tersangka.

Pelaku yang memakai jas merah itu merupakan aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cianjur. Ia diketahui melemparkan plastik berisi cairan biru berupa bahan bakar minyak. []