Koran Sulindo – Kekerasan kembali terjadi di sekolah kedinasan polisi, kali ini menimpa diduga dianiaya seniornya pada Kamis (18/5) dini hari.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyesalkan terjadinya kasus dugaan penganiayaan yang menyebabkan seorang taruna Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang, Jawa Tengah, Mohammad Adam (21) meninggal dunia. Kapolri mengakui masih ada budaya kekerasan di sekolah kepolisian.
“Beberapa bulan saat kunjungan ke sana, saya sudah tegaskan ke seluruh taruna dan pengasuh tidak boleh lagi adanya kekerasan. Banyak mudarat daripada untungnya,” kata Tito sebelum mengikuti tabligh akbar di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta Selatan, Kamis (18/5) malam.
Kapolri memerintah Kapolda Jawa Tengah, Irjen Condro Kirono, memproses pelaku secara pidana. Selain itu Propam Mabes Polri juga diturunkan untuk mengetahui sudah sejauhmana lembaga Akpol ini menghentikan budaya kekerasan senior ke juniornya.
“Ini momentum lakukan perubahan kita juga akan evaluasi pengasuh di situ,” kata Tito.
Tito juga telah meminta kepada Gubernur Akpol, Irjen Anas Yusuf untuk memberikan bantuan kepada keluarga.
Sementara Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Setyo Wasisto mengatakan berdasarkan laporan, korban yang merupakan taruna Akpol tingkat II dibawa ke Rumah Sakit Akpol pada pukul 02.30 WIB. Saat dicek oleh dokter, korban sudah meninggal dunia. Belum diketahui penyebab Adam meninggal.
“Pemeriksaan luar ditemukan luka ada beberapa bagian tubuh yang lebam,” kata Setyo di Mabes Polri.
Saat ini kata Setyo sudah ada 21 taruna diperiksa penyidik Polda Jateng untuk mengetahui siapa pelakunya.
“Prinsipnya Kapolri memerintahkan untuk mengambil tindakan tegas. Artinya siapapun pelakunya akan dipidana, ditindak tegas, tidak ditutup-tutupi sekarang ditangani oleh Polda Jateng,” katanya.
Setyo belum mau menyimpulkan tewasnya korban akibat kekerasan. Saat ini pihak rumah sakit masih melakukan otopsi terhadap jenazah.
“Kita tidak bisa mengatakan itu hasil pemukulan atau yang lain-lain. Tapi yang jelas setelah ada hasil pemeriksaan dan hasil autopsi nanti akan disinkronkan baru ketahuan,” kata Setyo. [YMA]