Kampanye di Depok, Jokowi Mandi Keringat

Ilustrasi/Akun Facebook resmi Presiden Joko Widodo, @Jokowi

Koran Sulindo – Calon Presiden nomor urut 01, Joko Widodo, mendapat sambutan meriah ribuan peserta kampanye akbar saat tiba di Depok, Jawa Barat, Kamis (11/4/2019). Jokowi yang mengenakan kemeja putih lengan panjang itu tiba di lokasi acara di Gedung Balairung Budi Utomo, Hotel Bumi Wiyata, Jalan Margonda Raya, Beji, Depok, Jawa Barat, sekitar pukul 13.30 WIB. Lebih cepat dari yang dijadwalkan sebelumnya pada pukul 14.00 WIB.

Senandung marawis menyambut petahana yang langsung meluncur dari lokasi kampanye sebelumnya di Sukabumi, Jawa Barat, sekitar 80 km dari Depok.

Para peserta Kampanye Akbar tersebut beberapa bahkan sudah datang sejak pagi hari untuk mendapatkan tempat. Seruan “Jokowi Menang!” terus diteriakkan para para peserta.

Sebelum memasuki gedung, Jokowi menyalami satu-persatu peserta kampanye yang menunggu di dekat pintu masuk. Jalan masuk ke arah gedung yang dipenuhi orang membuat Jokowi kesulitan menuju tempat kampanye. Kamera-kamera handphone terus berkilat mengambil gambar Jokowi. Beberapa mencoba mengajak Mantan Gubernur DKI Jakarta itu berfoto bersama, tapi sebagian besar gagal.

Jokowi membagikan langsung kaos putih bergambar Jokowi-Ma’ruf Amin. Ia terus di serbu para peserta yang ingin bersalaman, sejak Jokowi turun dari mobil. Ribuan peserta terus berdesakan untuk melihat langsung secara dekat. Ia butuh waktu sekitar 30 menit menuju lokasi kampanye padahal dari mobil yang ditumpanginya hanya berjarak sekitar 50 meter.

Keringat mengalir deras di tubuhnya. Kemeja putihnya bahkan hingga menempel dibaju saking gerahnya cuaca.

Setelah masuk ke Gedung Balairung, Jokowi mengatakan sudah ‘basah kuyup’ sebelum memulai orasi.

“Saya belum mulai sambutan baju dan celana saya sudah basah kuyup, sejak dari ujung sana yang sangat panas dan masuk sini berjubel-jubel, ini menunjukan semangat dan militansi Kota Depok,” kata Jokowi, disambut sorak-sorai pendukungnya.

Kota Depok adalah miniatur negara Indonesia dengan bermacam-macam suku dan tradisi dan budaya warganya.

“Kami ingat bahwa Depok adalah miniaturnya Indonesia, bermacam-macam suku, adat, tradisi dan budaya ada semuanya di Depok. Ini yang harus dijaga bersama, persatuan kita, kesatuan kita, kerukunan kita persaudaran kita, ukhuwah kita, ukhuwah islamiyah kita, ukhuwah wathoniyah kita, semuanya harus kita jaga, kita sebagai saudara sebangsa setanah air harus tetap bersatu,” kata Jokowi.

Namun menurut Calon Presiden nomor Urut 01 itu jumlah swing voters dan undecided di Depok masih besar.

“Dari angka-angka yang kami lihat di sini undecided voters dan swing voters masih besar. Sehingga itu yang perlu kami ambil. Kami ini datang ke sebuah kota ada kalkulasinya, ada angka-angkanya, ada data-datanya, tidak awur-awuran,” katanya.

Jokowi bercerita setiap melakukan kampanye di sebuah kota selalu melihat kalkulasi suara di kota tersebut terlebih dulu. Ia ingin memastikan mana suara yang masih bisa direbut, mana yang tidak.

Hasil survei terbaru di tangannya, kata Jokowi, menunjukkan angka sama kuat untuk di Kota Depok. Elektabilitas dirinya sama dengan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sebesar 46 persen.

“Artinya untuk mencapai tadi yang saya sampaikan itu bukan sesuatu yang sulit,” kata Jokowi.

Pada Pilpres 2014 lalu, Jokowi kalah dari Prabowo Subianto di Kota Depok. Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla mendapat 43,17 persen, sementara Prabowo yang menggandeng Hatta Rajasa memperoleh 56,83 persen. Sedangkan untuk Jawa Barat, Jokowi-JK hanya memperoleh 40,22 persen, sementara Prabowo-Hatta mendapat 59,78 persen suara.

Dalam Pilpres kali ini Jokowi optimistis mendapat suara 55 persen lebih di Kota Depok.

“Saya tidak ingin muluk, tetapi sekali lagi melihat semangat dan militansi siang hari ini saya meyakini Depok akan lebih dari 55 persen. Masa si semangatnya kayak gini enggak dapat. Insya Allah dapat,” kata Jokowi.

Dalam kampanye itu Jokowi juga memperkenalkan program kartu saktinya, yaitu Kartu KIP Kuliah, Kartu Pra-Kerja, dan Kartu Sembako Murah yang akan dianggarkan tahun ini, sehingga baru efektif terlaksana tahun depan. [Didit Sidarta]