Wakil Presiden Jusuf Kalla/msdailylife.wordpress.com

Koran Sulindo – Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan kemampuan calon presiden dan calon wakil presiden beradu argumen dalam debat pilpres perdana bisa mempengaruhi perolehan suara (elektabilitas) antara 5 hingga 6 persen.

“Setidaknya sekarang ini kandidat lebih siap untuk menjawab. Itu sangat berpengaruh, bisa mempengaruhi lima sampai enam persen itu, tambahan atau malah turun kalau salah (jawab),” kata Wapres Kalla, di sela-sela kunjungan kerjanya di Siem Reap, Kamboja, Rabu (16/1/2019), seperti dikutip antaranews.com.

Dengan adanya kebijakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI yang memberikan bocoran pertanyaan debat, JK mengatakan hal itu juga menjadi faktor penentu naik atau turunnya elektabilitas pasangan calon. Jika pasangan capres-cawapres bisa menjawab pertanyaan yang sudah diberikan KPU, maka potensi perolehan suara akan naik. Namun jika sebaliknya, tentu masyarakat akan menganggap pasangan capres-cawapres tidak kompeten menjawab pertanyaan debat yang telah diberitahukan sebelumnya.

“Sekarang lebih mudah, karena pertanyaan dibocorkan kan, lebih mudah. Kayak bimbingan belajar saja gitu kan, bisa mempelajari soal-soalnya,” katanya.

Kalla yang sudah tiga kali mengikuti debat pilpres mengatakan kemampuan moderator dan tim panelis juga menentukan kualitas debat dari dua pasangan capres-cawapres itu.

“Juga bagaimana para panelis itu menjiwai apa yang diharapkan dan diketahui masyarakat,” kata Kalla.

Debat pilpres perdana akan dilangsungkan Kamis (17/1/2019) besok dan mengusung tema hukum, hak asasi manusia, korupsi dan terorisme.

Sebagai rangkaian kampanye, debat pilpres akan berlangsung 5 kali, yaitu 2 kali untuk debat pasangan calon, 2 kali debat calon presiden. dan satu kali debat calon wakil presiden.

Momentum Tunjukkan Pemimpin Rakyat

Sementara itu Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Hasto Kristiyanto, mengatakan debat itu akan menjadi momentum menunjukkan siapa pemimpin rakyat yang amanah.

“Joko Widodo dan KH Ma’ruf Amin adalah pemimpin rakyat yang berasal dari rakyat. Mereka sangat memahami kondisi rakyat yang menginginkan kehidupan tenang dan damai, dan jauh dari ancaman,” kata Hasto, di di Media Center Cemara, Menteng, Jakarta, Rabu (16/1/2019).

Menurut Hasto, sebagai pemimpin rakyat, Jokowi-Ma’ruf sangat memahami kondisi psikologis dan sosial masyarakat, sehingga akan menyampaikan pernyataan yang santun dan membangun optimisme, bukan dengan kata-kata yang kasar dan mewacanakan pesimisme.

“Jokowi-Ma’ruf akan mengedepankan hal-hal yang prinsip dan fundamental dalam debat, tapi juga memiliki kemampuan untuk menciptakan arus balik atas dinamika yang muncul di lapangan,” kata Hasto.

Pilpres 2019 diikuti dua pasangan capres yaitu, nomor urut 01 Jokowi-Ma’ruf Amin dan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. [CHA/DAS]