Koran Sulindo – Peluang pasangan calon gubernur Jawa Tengah Sudirman Said – Ida Fauziah untuk memenangi pemilihan kepala daerah 2018, nampaknya sangat kecil. Pasangan yang didukung Partai Gerindra, PKB, PAN dan PKS itu disebut kalah di semua lini dalam melawan petahana Ganjar Pranowo yang berpasangan dengan Taj Yasin.
Bukti “kekalahan” pasangan Sudirman – Ida dipaparkan hasil rilis survei Kompas yang menunjukkan keunggulan Ganjar – Yasin di berbagai aspek meliputi agama, etnis, pendidikan, kelas sosial dan partai. Dengan kata lain, fakta itu ingin mengatakan, nyaris tidak ada peluang Sudirman – Ida untuk memenangi pilkada dari aspek demografis.
Tentu saja politik tidak sekadar aspek demografis. Di akhir-akhir pencoblosan, apapun bisa terjadi. Mirip seperti bermain bola yang boleh jadi keadaan akan berbalik di menit-menit terakhir. Itu sebabnya, survei Kompas tersebut menunjukkan peluan Sudirman – Ida untuk memenangi pertarungan pada Juni nanti.
Dari aspek geografis, pasangan Sudirman – Ida disebut hanya kuat di Semarang dan Brebes. Akan tetapi, tidak mayoritas. Pasangan tersebut karenanya perlu membangun kekuatan penuh untuk meraup suara terbanyak di kedua daerah itu. Namun, tentu saja tidak melupakan daerah-daerah lain seperti Sragen, Surakarta, Boyolali, Grobogan dan Wonogiri. Juga tidak melupakan Banyumas, Purbalingga dan Kebumen.
Dari sudut aspek status sosial ekonomi, pemilih Sudirman – Ida umumnya dari kelompok sosial berpendidikan tinggi. Oleh karena itu pasangan ini mesti punya strategi jitu untuk merebut pemilih kalangan menengah ke bawah yang merupakan basis pemilih Ganjar – Yasin. Untuk kalangan ibu rumah tangga, misalnya, 82,1% merupakan pemilih Ganjar- Yasin.
Lalu, aspek agama. Kendati disokong PKB, partai yang identik dengan NU, semestinya pasangan Sudirman – Ida mampu meraup suara dari kalangan NU dan Muhammadiyah. Terlebih PAN merupakan salah satu partai pendukung pasangan tersebut dan dianggap dekat dengan kalangan Muhammadiyah. Faktanya, justru kalangan NU dan Muhammadiyah solid mendukung Ganjar – Yasin.
Kemudian, berdasarkan modal partai, dukungan koalisi empat partai pendukung mencapai 37,4%. Namun, dukungan simpatisan partai pengusungnya hingga kini masih terlalu kecil. Sejauh ini, dukungan massa dari lintas partai tetap mayoritas kepada Ganjar – Yasin.
Terakhir dari aspek nilai jual karakter dan pengalaman. Sudirman dianggap memiliki potensi itu terlebih pernah menjabat sebagai Menteri ESDM. Ia dinilai jujur dan bersih dari korupsi. Karakter ini menjadi penting karena penilaian publik terhadapnya mencapai 20,3%. Kendati pilkada tinggal sekitar 3,5 bulan, peluang Sudirman – Ida tetap terbuka. Karena tidak ada kata tidak mungkin dalam politik. [KRG]