Industri kreatif juga merupakan sektor keempat terbesar dalam penyerapan tenaga kerja nasional. Kontribusinya mencapai 10,7% atau 11,8 juta orang.
Menteri Airlangga optimistis dengan potensi industri tenun dan batik Nusantara. Karena, didukung kekayaan budaya Indonesia yang terus melahirkan berbagai jenis wastra dari masing-masing daerah dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. “Wastra Nusantara merupakan kain tradisional yang kental dengan nilai-nilai budaya. Motif-motif yang dibuat memiliki makna dan cerita yang diangkat dari sejarah dan adat-istiadat masyarakat setempat,” tuturnya.
Ia pun mengajak para pelaku industri fashion Tanah Air yang tergolong dalam industri kecil dan menengah agar bergabung dan memanfaatkan program e-Smart Industri Kecil dan Menengah yang telah diluncurkan oleh Kemenperin pada 27 Januari 2017 lalu. “Dengan program e-Smart IKM, para pelaku usaha dapat memperluas akses pasarnya melalui marketplace dan akan mendapatkan berbagai program pembinaan dari kami,” kata Airlangga.
Untuk mendorong produk industri kecil dan menengah nasional bisa menembus pasar ekspor, pemerintah telah memberikan fasilitasi Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) serta memberikan fasilitasi pembiayaan melalui Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). “Melalui pameran ini diharapkan juga dapat mempromosikan produk kain tradisional Indonesia yang berbasis budaya dan kekayaan intelektual hingga pada akhirnya mewujudkan pertumbuhan industri fesyen nasional,” ujarnya. [RAF]