Cisarua, KORAN SULINDO – Dalam upaya mengantisipasi dan mencegah pergeseran nilai-nilai ideologi seperti yang dikuatirkan akhir-akhir ini, Gerakan pemuda Marhaenisme merasa perlu untuk membekali para kadernya menjadi penjaga ideologi Pancasila dan ajaran Marhaenisme warisan bung Karno (Ir. soekarno), the founding father kita.
Dalam upaya ini, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerakan Pemuda Marhaenis (GPM) Jakarta Raya mengadakan Kaderisasi bagi pengurus dan anggota GPM di wilayah kerja DKI Jakarta Raya yakni DPC Se-jabodetabek dan DPD Banten.
Kegiatan kaderisasi yang bertemakan ‘GPM Tidak Ke Mana-Mana, Tetapi Ada Di Mana-Mana’ ini, diikuti sedikitnya 44 peserta selama 2 hari, yakni di hari Sabtu (31/8/2024) hingga Minggu (1/9/2024).
Acara yang digelar di Villa Anthurium Cisarua Bogor ini menjadi wadah pembelajaran bagi seluruh calon Kader dan pengurus GPM guna lebih mengenal dan mengetahui semua hal tentang GPM terutama tentang sejarah pendirian organisasi, mengerti tentang AD/ART GPM, posisi GPM sebagai organisasi independen, dan mengerti tentang ajaran Marhaenisme. Hal ini dijelaskan oleh ketua panitia kaderisasi GPM, sarinah Suryani saat ditemui di lokasi acara.
‘Alhamdulillah perwakilan dari masing-masing DPC Se-Jabodetabek bisa hadir. Saya bersyukur akhirnya DPD GPM Jakarta berhasil menyelenggarakan kaderisasi untuk pertama kalinya.” jelas sarinah Suryani.
“Saya berharap peserta kaderisasi bisa menyerap materi pelajaran yang diberikan sehingga bisa lebih paham tentang GPM dan ajaran Marhaenisme.” lanjut Sar Suryani.
Hal senada juga dijelaskan oleh
DRA. Febby H. Ririhena, Sekretaris DPD Jakarta Raya. “Kami dari DPD GPM Jakarta Raya merasa bersyukur sekali karena akhirnya salah satu program kerja kami yang terbesar yaitu mengadakan kaderisasi bisa terwujud pada saat ini.” Ujar sarinah Febby menjelaskan.
“Saya memang melihat bahwa pengkaderan ini sangat dibutuhkan oleh setiap calon kader (dan) juga kader yang sudah menjadi pengurus DPC GPM di wilayah Jabodetabek. karena memang selama ini belum pernah ada yang namanya pendidikan kader tentang Marhaenisme itu sendiri” lanjut sarinah Febby.
“Saya berharap ke depannya (DPD GPM) DKI (Jakarta) bisa menyelenggarakan lagi kaderisasi kedua, ketiga dan seterusnya, dan diteruskan juga oleh masing-masing DPC mengadakan kaderisasi di wilayah masing-masing.” lanjut sarinah Febby.
“Mudah-mudahan hal seperti ini bisa diikuti oleh DPD-DPD yang lain yang ada di Indonesia. Fokus utama kaderisasi ini adalah menjelaskan kepada kader-kader itu bahwa GPM itu independen. Dia tidak berafiliasi atau tidak ada di bawah sayap partai politik manapun. Ini yang perlu ditekankan kepada setiap kader supaya mereka bisa tau posisi mereka itu saat ada dalam GPM itu seperti apa. Jangan dicampurkan nantinya antara GPM dan partai politik. Tetapi pribadi-pribadi mereka boleh masuk ke partai manapun.” kata Sarinah Febby lebih lanjut.
Acara kaderisasi pertama ini dibagi dalam 2 sesi, masing masing oleh Sarinah Febby dengan materi sejarah GPM dan ORMAS GPM, dan Bung Ericko Pandu S., SH, C.Me dengan materi ajaran Marhaenisme.
Sementara itu di lokasi yang sama, Sekretaris Jenderal (Sekjen) GPM, Ir. R. Satyo H. Wibowo juga turut mengapresiasi kerja panitia dan DPD GPM Jakarta Raya dalam melaksanakan kaderisasi pertama GPM.
“Saya ucapkan selamat dan sukses atas terselenggaranya kaderisasi pertama GPM Jakarta Raya. Dan saya berharap DPD-DPD GPM yang lain untuk juga bisa mengadakan kaderisasi atau Leadership Training di daerahnya masing-masing.” ujar Bung Satyo.
“Seperti yang telah disampaikan di acara tersebut bahwa sesuai AD/ART GPM pasal 5 disebutkan bahwa GPM adalah Ormas independen dalam arti GPM tidak di bawah partai politik manapun. GPM tidak ke mana-mana, tetapi ada di mana-mana. Itu yang harus kita ketahui bersama.” lanjut Bung Satyo.
Salah satu sesepuh PNI asal bekasi – Bung Suparno – yang turut hadir dalam acara kaderisasi ini juga ikut memberikan respons positif atas terselenggaranya kaderisasi GPM pertama ini.
“Saya menilai dan menyimpulkan bahwa acara tersebut sangat diperlukan sekali kalau bisa secara rutin karena itu pengkaderan.” harap Bung Suparno.
“Dari kesimpulan acara itu dari beberapa pembicara itu, saya sangat menyetujui adanya prinsip kemandirian. Artinya GPM itu sendiri tidak berafiliasi dengan partai politik manapun atau Ormas manapun juga. Itu yang pertama. Yang kedua tentang militansi sebagai kader. Dari tema GPM tidak ke mana-mana, tetapi ada di mana-mana perlu dikritisi lagi, jangan sampai kader ada di mana-mana menjadi oportunis. Ini yang perlu dijaga. Dan dengan bekal materi pengajaran kaderisasi ini, para kader dikuatkan iman politiknya, jangan nanti terombang-ambing.” lanjut Bung Suparno menjelaskan.
Acara kaderisasi hari kedua diisi dengan kegiatan ramah tamah dan rekreasi di taman rekreasi HeHa dan wahana air terjun buatan terbesar Se-Indonesia. [Wien]