Kereta api rute St Peterburg-Murmank yang berhenti di Poyakand.

Koran Sulindo – Kereta api dari St Peterburg ke Murmanks di Rusia berangkat dua kali sehari melintasi 630 mil atau 1013 km rutenya dengan waktu tempuh selama 26 jam dari ujung ke ujungnya.

Dalam perjalanannya di wilayah Arktik yang beku, kereta tersebut melewati Poyakanda sebuah permukiman yang hanya dihuni segelintir penduduk.

Sejak tanggal 1 Februari lalu, tak hanya melewati, kereta api jarak jauh berhenti untuk Karina Kozlova remaja 14 tahun dan neneknya, Natalya Viktorovna pulang pergi ke sekolah.

Poyakonda terletak di wilayah paling selatan wilayah dari Murmansk. Di musim dingin, wilayah ini dihuni tak lebih dari 50 penduduk, yang kebanyakan adalah pekerja di stasiun biologis Universitas Negeri Moskow, 15 km dari desa itu.

Di antara para karyawan itu adalah orang tua Karina Kozlova, satu-satunya anak yang tinggal di Poyakonda.

Selama beberapa dekade, anak-anak di desa itu berangkat sekolah menggunakan kereta dari stasiun Knyazhaya, tempat di mana mereka kemudian dijemput oleh sebuah bus sekolah ke desa Zelenoborskiy. Seluruh perjalanan memakan waktu sekitar satu setengah jam.

“Saya membawa anak-anak ke dalam bus dan pergi bersama mereka ke sekolah. Setelah kelas usai, kami kembali menggunakan kereta jarak jauh. Awalnya ada 12 anak, lalu delapan, tiga, dan sekarang hanya ada Karina yang pergi,” kata Natalia Kozlova menambahkan.

Selama ini, kereta St. Petersburg-Murmansk secara teknis berhenti di stasiun Knyazha tepat setelah pelajaran antara pukul 15.51. Agar sampai ke Poyakanda, mereka harus membeli tiket di stasiun Polarnie Zori.

Namun, sejak pemberhentian teknis itu dibatalkan 1 Desember tahun lalu maka satu-satunya kesempatan meninggalkan Knyazhoy, Karina harus menumpang kereta pukul 19.10 dan sampai di rumah pukul 21.00.

“Kereta malam sangat terlambat, Karina akan lelah. Anda bisa menyewa taksi dengan 1.000 rubel sekali jalan. Jelas kami tidak punya uang itu,” kata ibu Karina, Natalya Kozlova.

Namun, Irina Ageeva – kepala departemen pendidikan setempat mengajukan permohonan kepada pengelola Kereta Api Rusia dengan permintaan untuk mengembalikan layanan kereta api dari Poyakonda agar Karina bisa mengikuti pelajaran tepat waktu.

Pengelola kereta api di Rusia, pada umumnya sangat memperhatikan permintaan-permintaan tersebut. Apalagi bagi mereka yang tinggal di wilayah terpencil.

“Kami selalu berorientasi kepada penumpang. Setelah mendapat permintaan dari pemerintah kabupaten, kami biasnya akan memutuskan untuk berhenti,” kata Timofey Shmanov Kepala Dinas Penyediaan Akses Infrastruktur setempat.

Usaha itu berhasil dan kereta jarak jauh itu akhirnya membuat pemberhentian khusus hanya untuk Karina di Poyakonda. Bagaimana dengan Indonesia?[TGU]