DEPUTI Ekonomi Kreatif Kewirausahaan dan Daya Saing Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Kemenko Perekonomian, Mohammad Rudy Salahuddin, yang menjadi salah satu narasumber dalam sarasehan tersebut mengungkapkan, apa yang dilakukan Majelis Ulama Indonesia dalam menjalankan ekonomi umat telah direspons kelompok usaha besar. Yang dimaksud dengan ekonomi umat itu sendiri memiliki beberapa prinsip, antara lain melibatkan umat (partisipatif dan inklusif), afirmatif, pemberdayaan, dan berkelanjutan.
“Sudah ada komitmen dari kelompok usaha besar untuk melakukan kemitraan dengan ratusan pondok pesantren, sekolah kejuruan, koperasi, dan UMKM,” kata Rudy.
Sampai sekarang, kemitraan yang sudah dijalin meliputi kemitraan di bidang usaha pangan, hortikultura, perkebunan, perdagangan, peternakan, perikanan, dan industri rumahan. Program kemitraan ini sudah diluncurkan sejak Desember 2017 lalu.
Akan halnya Kemenko Perekonomian, lanjut Rudy, berperan dalam sinkronisasi kebijakan, misalnya terkait Kredit Usaha Rakyat. Juga memfasilitasi kemitraan terkait pembiayaan, perpajakan, perizinan, dan dukungan program dari kementerian/lembaga. “Model ekonomi demikian semoga bisa mendorong ekonomi umat,” tutur Rudy.
Pada sarasehan tersebut juga hadir putra dari K.H. Ma’ruf Amin, Gus Sauki. “Kami mengapresiasi upaya Akurindo untuk membangun perekonomian rakyat bawah,” kata Gus Sauki.
Ketua Umum Simac Nur Rahman mengatakan, gerakan Arus Baru Ekonomi Indonesia dan keberadaan Simac akan menciptakan usahawan dengan skill tinggi di berbagai sektor ekonomi. “Santri ini menjadi satu potensi nasional , sehinga perlu ditopang sumber daya manusianya dan perlu ada pendidikan vokasi di pesantren. Mereka juga harus diberikan motivasi untuk mampu bersaing di tingkat global,” ujar Rahman. [PUR]