Jumlah Kasus Positif Corona di DKI Jakarta Bertambah 466

Ilustrasi/Antara

Koran Sulindo — Kasus positif virus corona atau Covid-19 di DKI Jakarta mengalami peningkatan sebanyak 466 menjadi 22.909 kasus, yang sebelumnya sebanyak 22.443 kasus.

Penambahan kasus sebanyak 466 kasus ini, lebih banyak dibandingkan dengan penambahan pada Minggu 2 Agustus 2020 sebanyak 379 kasus, pada Sabtu 1 Agustus sebanyak 374 kasus, Jumat 31 Juli sebanyak 432 orang, Kamis 30 Juli sebanyak 299 orang dan Selasa 28 Juli sebanyak 412 kasus.

Penambahan itu, masih di bawah penambahan pada Senin 3 Agustus 2020 sebanyak 489 kasus, serta penambahan pada Rabu 29 Juli sebanyak 584 kasus yang merupakan rekor pertambahan tertinggi selama pandemi.

“Penambahan itu hasil tes polymerase chain reaction pada 4.160 spesimen dan 3.537 di antaranya untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 466 positif dan 3.071 negatif. Dari 466 kasus tersebut, 80 kasus adalah akumulasi data dari hari sebelumnya yang baru dilaporkan,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia Tatri Lestari, Selasa (4/8).

Kemudian, kata Dwi untuk jumlah tes PCR total per 1 juta penduduk sebanyak 39.353. Jumlah orang yang dites PCR sepekan terakhir sebanyak 37.876.

WHO, kata Dwi, telah menetapkan standar jumlah tes PCR adalah 1.000 orang per 1 juta penduduk per minggu. Berdasarkan WHO, Jakarta harus melakukan pemeriksaan PCR minimum pada 10.645 orang bukan spesimen per minggu, atau 1.521 orang per hari.

“Saat ini jumlah tes PCR di Jakarta setiap pekan adalah 4 kali lipat standar WHO,” ucap Dwi.

Terlebih, kondisi wabah di sebuah daerah hanya bisa diketahui melalui testing. Strategi tes-lacak-isolasi sangat penting dilakukan dalam penanganan wabah. Jumlah tes yang tidak memenuhi standar WHO berakibat makin banyak kasus positif yang tidak terlacak.

“Sehingga, semakin banyak pula yang tidak diisolasi dan semakin meningkatkan potensi penularan Covid-19. Jakarta telah memenuhi standar itu, bahkan melebihinya,” ujar Dwi.

Dinas Kesehatan DKI Jakarta juga menyatakan sampai dengan 1 Agustus 2020 sudah ada 571.478 sampel dan sebelumnya 567.318 sampel, yang telah diperiksa dengan tes PCR untuk mengetahui jejak virus corona di lima wilayah DKI Jakarta.

Dwi menjelaskan jumlah kasus aktif yang terpapar penyakit pneumonia akibat virus corona di Jakarta saat ini, sebanyak 7.648 orang yang sebelumnya 7.411 orang, yang masih dirawat/isolasi.

Sedangkan, dari jumlah kasus konfirmasi secara total di Jakarta pada hari ini sebanyak 22.909 kasus, yang sebelumnya 22.443 kasus, ada 14.381 orang dinyatakan telah sembuh atau hari sebelumnya 14.165 orang, sedangkan 880 orang dan sebelumnya 867 meninggal dunia.

Untuk persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta setelah penambahan Selasa ini, sebesar 7,8 persen atau sebelumnya 6,9 persen, sedangkan Indonesia sebesar 15,3 persen dan sebelumnya 14,8 persen. WHO menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari 5 persen.

Namun, persentase kasus positif ini hanya bisa dianggap valid bila standar jumlah tes yang dilakukan telah terpenuhi. Bila jumlah tesnya sedikit atau tidak memenuhi standar WHO, maka indikator persentase kasus positif patut diragukan.

Selama vaksin belum tersedia, maka penularan wabah harus dicegah bersama-sama dengan disiplin menegakkan pembatasan sosial dan protokol kesehatan.

Hal yang perlu diingat oleh masyarakat untuk memperhatikan dan menjalankan prinsip-prinsip dalam berkegiatan sehari-hari, kata Dwi, yakni tetap tinggal di rumah bila tak ada keperluan mendesak dan menjalankan memakai masker dengan benar, menjaga jarak aman 1-2 meter dan mencuci tangan sesering mungkin.

Selanjutnya, seluruh kegiatan yang diizinkan beroperasi harus dalam kapasitas maksimal 50 persen dan menjalankan protokol kesehatan dengan ketat serta ingatkan sesama untuk selalu menerapkan protokol kesehatan. [WIS]