Presiden Jokowi saat melaksanakan program listrik bagi warga tidak mampu di Kelurahan Bantarjati, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Minggu (2/12). (Foto: BPMI)

Koran Sulindo – Presiden Joko Widodo secara simbolis meresmikan program penyambungan listrik gratis kepada 100.000 kepala keluarga di Jawa Barat.

Penyambungan listrik gratis itu dilakukan pada rumah warga di Kelurahan Bantarjati, Bogor, Jawa Barat.

Dalam kesempatan ini, Presiden secara simbolis mengaktifkan aliran listrik ke rumah warga yang dibantu program tersebut dengan menekan tombol miniature circuit breaker atau MCB.

“Yang ingin saya sampaikan bahwa di Provinsi Jawa Barat ini ada kurang lebih 200-an ribu rumah yang belum ada listriknya. Target kita sampai akhir tahun ini 100.060 ini harus sudah sambung seperti sekarang yang kita lihat ini,” kata Jokowi, seperti dikutip dari website Setkab.go.id, Minggu (2/12).

Lebih lanjut Jokowi menjelaskan hingga saat ini masih terdapat sedikitnya 1 juta rumah di Indonesia yang belum teraliri listrik. Dari jumlah tersbeut 200 ribu rumah di antaranya berada di Jawa Barat.

Menurut Jokowi, ada dua hal penting mengenai terkait sambungan listrik ke rumah yakni masih ada rumah yang benar-benar belum teraliri listrik dan terdapatnya rumah yang teraliri listrik namun belum secara mandiri.

Jokowi menyebut hal itu bakal menjadi fokusnya di sisa masa jabatan presiden. Salah satu caranya yakni dengan tak semata-mata mengandalkan pembiayaan yang bersumber dari APBN. Dalam kasus ini langkah elektrifikasi dilakukan dengan menggandeng BUMN.

Sebanyak 35 BUMN agra patungan membiayai penyambungan listrik bagi rumah tangga tidak mampu. Selain dua hal tersebut, khusus di Jawa Barat masih terdapat beberapa masalah lain seperti warga yang belum tersambung listrik, hingga warga yang sudah tersambung listrik namun masih menumpang dari tetangga.

Program penyambungan listrik gratis ini bisa mengatasi kendala masyarakat mahalnya penyambungan listrik pertama ini. “Karena memang biaya sambungan ini memang tidak murah. Dan itu memang sudah menjadi standarnya PLN kurang lebih Rp 900-an ribu,” kata Jokowi.

Melalui program Sinergi BUMN dari 34 BUMN plus 1 anak usaha, penyalaan listrik gratis tahap 1, sebanyak 130.248 KK, dengan target tersambung 100.970 KK di bulan Desember tahun ini.

Hingga 30 November, jumlah tersambung sebanyak 60.798 KK, melampaui target di 30 November yaitu 60 ribu KK. Sampai dengan akhir Desember 2018, jumlah keluarga yang rumahnya tersambung listrik ditargetkan mencapai 100 ribu KK.

“Artinya di Provinsi Jawa Barat saja masih sebegitu banyaknya sehingga di provinsi yang lain ini akan kita lihat. Memang biaya sambungan ini tidak murah dan itu sudah menjadi standarnya PLN kurang lebih Rp900-an ribu,” kata Jokowi.

“Sekarang kita sambung secara mandiri. Itu lebih murah dari data yang kita terima. Biasanya per bulan bayar bisa Rp50 ribu sampai Rp60 ribu. Setelah sendiri seperti ini bayar kurang lebih Rp25 ribu sampai Rp30 ribu,” kata Jokowi.

Selama ini, masyarakat yang mendapatkan fasilitas dari 35 BUMN ini menikmati listrik dengan cara levering atau menumpang ke rumah tetangganya tanpa memiliki meteran listrik sendiri.

Keluarga yang menyambung listrik dengan cara levering, membayar rata-rata Rp 40.000-Rp 50.000 per bulan dengan listrik yang biasanya hanya untuk bola lampu.

Setelah disambung listrik PLN, dengan rata-rata pembayaran Rp 30.000 per bulan, mereka sudah dapat menikmati alat elektronik lainnya selain lampu, seperti TV, penanak nasi, dan alat elektronik lainnya.

Dari data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) disebut terdapat 235.756 masyarakat tidak mampu di Jawa Barat belum tersambung atau menikmati listrik PLN.[TGU]