Ilustrasi: Presiden Joko Widodo blusukan ke pasar tradisional Pasar Anyar, Kota Tangerang, Banten, Minggu (4/11/2018)/antara

Koran Sulindo – Setiap pagi perkembangan perkembangan harga bahan pokok dan bahan pangan terus menerus dipantau mulai dari harga beras, cabai, daging, sayur, dan semuanya.

Pemantaun itu terus menerus dilakukan agar fluktuasi harga bahan pokok bisa diantisipasi.

Hal itu disampaikan Presiden  Joko Widodo melalui akun Facebook miliknya, Rabu (21/11).

Tak cuma membaca data dan memantau perkembangan agar harga bahan pokok tetap terkendali, Jokowi mengaku sering terjun ke pasar sekaligus menyempatkan diri untuk mengecek harga bahan pokok di pasar dengan data yang ia dapat.

Menurut Jokowi pemantauan itu sangat penting agar selalu bisa mengetahui perkembangan harga bahan pokok dari waktu ke waktu. Setiap perubahan yang memerlukan penanganan cepat, pemerintahannya langsung bisa mengambil kebijakan secara cepat pula.

“Ketika harga naik seratus perak, misalnya detik itu juga saya telpon kepala Bulog, menteri perdagangan. Saya telpon juga menteri pertanian, saya tanya ada apa? Sudah waktunya operasi pasar belum,” tulis Jokowi.

Sebagaimana diketahui, harga bahan pokok pada musim kampanye saat ini dijadikan isu politik oleh kubu penantang Jokowi, yang tentunya untuk menjatuhkan pemerintah dan mendulang simpati masyarakat.

Isu it uterus menerus digoreng oleh Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi yang juga politikus PKS, Mardani Ali Sera.

Mardani menggoreng soal harga telur di Indonesia yang jauh lebih mahal dengan Malaysia. Menurut Mardani, harga telur di Malaysia per kilogram hanya Rp12 ribu per kilogram. Tapi, di Indonesia, harga telur mencapai Rp 25 ribu per kilogram.

Selain Mardani, isu bahan pangan juga selalu menjadi sorotan calon wakil presiden Sandiaga Uno. Setiap kali berkunjung ke pasar ia juga mencari tahu harga-harga bahan pangan yang pada gilirannya digunakan sebagai amunisi untuk mengkritik pemerintah.

Saat berkunjung ke Pasar Jombang beberapa waktu lalu, Sandiaga mengatakan harga bahan pokok sekarang sudah membebani masyarakat. Menurut datanya, sekitar 65 persen masyarakat mengeluhkan kenaikan harga bahan pokok yang ada di Indonesia saat ini.

Sebelum Sandi juga membandingkan harga Chicken Rice di Singapura yang dianggapnya lebih murah dibanding di Jakarta.

“Sepiring Chicken Rice seharga 3,5 dolar (Singapura) atau Rp 35.000 tapi di sini Rp 50.000, ada satu hal yang perlu kita benahi dari harga kebutuhan pokok kita,” kata Sandi.

Tak hanya chicken rice Sandi juga sempat menyindir tempe yang tebalnya berkurang menjadi hanya setipis kartu atm. [SAE/TGU]