Koran Sulindo – Presiden Joko Widodo menjawab isu yang menyebutkan ia anggota Partai Komunis Indonesia (PKI). Akhir-akhir ini bahkan banyak spanduk bertebaran di jalan yang menyebut seperti itu.
“Saya sudah 4 tahun ini sabar, sabar, sabar. Saya diam, nggak menjawab apa-apa, saya diam. Tetapi sekarang saya harus menjawab,” kata Presiden Jokowi, saat memberikan sambutan pada pembukaan Jambore Kebangsaan Bela Negara Keluarga Besar FKPPI, di Bumi Perkemahan Ragunan, Jakarta, Jumat (7/12/2018), seperti setkab.go.id.
Menurut Jokowi, saat PKI dibubarkan pada 1965-1966, ia masih berusia 4 tahun.
“Apakah ada balita PKI? Cara-cara berpolitik yang tidak beretika seperti itu harus dihentikan. Itu merusak cara-cara kita dalam berdemokrasi dan mencerdaskan kehidupan berbangsa bernegara,” katanya.
Jokowi sekali lagi menunjuk gambar di media sosial yang menunjukkan dirinya sedang berada di samping DN Aidit, saat Ketua PKI itu berpidato pada 1955.
“Coba saya lihat-lihat ini kok ya wajah saya ditaruh di situ. Ini cara-cara yang tidak beretika dan tidak beradab,” katanya.
Menurut Presiden, berdasar data yang dipegangnya, terdapat sebanyak 9 juta lebih masyarakat yang percaya isu tersebut.
“Ini yang berat. Kenapa saya jawab karena saya mendapatkan survei angka bahwa 9 juta masyarakat kita percaya terhadap fitnah-fitnah seperti ini. Jadi dimana-mana saya singgung hal-hal seperti ini,” katanya.
Antek Asing
Kepala Negara juga menyinggung isu yang menyebutkan dirinya sebagai antek asing. Ia mengajak untuk melihat contoh di Blok Mahakam yang sudah puluhan tahun dipegang oleh Jepang dan Prancis sekarang sudah 100% diserahkan kepada Pertamina.
Blok-blok minyak besar seperti Blok Rokan yang dikelola Chevron beberapa puluh tahun sekarang juga sudah 100% dimenangkan oleh Pertamina. Freeport di Papua kini tinggal menunggu waktu karena sudah Head of Agreement, Sales and purchase agreement.
“Kita selesaikan, saya sudah perintahkan kepada menteri harus diselesaikan di bulan ini, bulan Desember untuk mendapatkan mayoritas 51%. Kita sudah berapa puluh tahun, lebih dari 40 tahun hanya dapat 9%, diam saja. Nggak ada yang demo. Begitu kita ambil 51% kok malah menunjuk dirinya sebagai antek asing. Saya tanya antek asing yang mana, jangan di balik-balik. Tapi saya jawab sekarang kalau ada isu-isu, saya nggak diam, akan saya jawab ,” kata Jokowi.
Pada kesempatan itu Presiden berpesan kepada peserta Jambore Bela Negara dan Keluarga Besar FKPPI agar menjadi sumber energi dalam hijrah bangsa Indonesia yang sedang berjalan saat ini.
“Kita harus hijrah dari ketimpangan menuju kepada keadilan sosial. Hijrah dari ketertinggalan menuju ke kemajuan. Hijrah dari individualisme menjadi gotong royong berkolaborasi. Hijrah dari ketidakpedulian menuju ke rasa persaudaraan dan kerukunan. Hijrah dari sikap-sikap konsumtif menuju ke sikap-sikap yang produktif, yang lebih produktif,” katanya.
Ia meminta kepada FKPPI untuk menjadi sumber inspirasi bagi rakyat Indonesia untuk selalu mencintai negara.
“Jangan pernah memberi ruang kepada ideologi-ideologi lain yang ingin mengganti Pancasila. Jangan pernah kita berikan ruang sekecil apapun,” katanya.
Menurut Presiden, bela negara juga bisa dilakukan dengan menjadi pengusaha, menjadi sociopreneur, model baru dalam dunia usaha yang turut menyelesaikan masalah-masalah sosial yang dihadapi oleh masyarakat.
“Bela negara juga bisa dilakukan dengan menjadi pribadi-pribadi terbaik yang berkarakter, yang optimistis, yang tidak pesimistis, yang memberikan sumbangsih kepada kemajuan bangsa, negara, dan rakyat Indonesia,” kata Jokowi. [DAS]