Koran Sulindo – Presiden Joko Widodo memastikan kabar bahwa terdapat tujuh kontainer surat suara dalam keadaan tercoblos sebagai informasi palsu alias hoaks.
Selain mengatakan kabar itu tak sesuai realitas yang ada, isu tersebut merupakan fitnah karena hingga saat ini kartu suara sama sekali belum dicetak.
Lebih lanjut Jokowi pun mengajak agar semua pihak segera berhenti saling memfitnah.
Dengan masa pemilu sudah di depan mata. Semua pihak sudah saatnya selalu menyampaikan hal-hal yang berhubungan dengan politik secara sejuk
“Yaitulah, ini kan hoaks. Kartu itu kan, belum dicetak, sudah muncul fitnah seperti itu. Marilah kita hindari fitnah-fitnah seperti itu,” kata Jokowi kepada wartawan dalam kunjungan kerjanya di Blitar, Jawa Timur, Kamis (3/1).
Jokowi menambahkan berpolitik dengan cara sejuk bertujuan menghindari munculnya pandangan-pandangan negatif di masyarakat agar tak menjadi pikiran-pikiran jelek.
Dengan beredarnya isu tujuh 7 kontainer surat suara sudah tercoblos, kata Jokowi, memicu pikiran negatif di kalangan masyarakat. Lagipula, baik hoaks maupun fitnah juga bisa berimplikasi secara hukum.
“Hindari yang berkaitan dengan hoaks, fitnah. Bisa menjadi masalah hukum kalau hal seperti itu dilakukan,” kata dia.
Masyarakat diminta agar segera melaporkan kepada pihak berwajib jika menerima informasi hoaks, fitnah serta ujaran kebencian.
Senada dengan Jokowi, sebelumnya Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo juga menyebut hoaks, fitnah dan ujaran kebencian tersebut merupakan racun demokrasi dan membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa.
Ia meminta agar semua eleman masyarakat bergerak untuk melawan dengan melaporkan kepada aparat kepolisian apabila menerima berita-berita hoaks, fitnah serta ujaran kebencian.
Tjahjo mencontohkan, salah satu hoaks tersebut adalah kabar tentang temuan 7 kontainer berisi surat suara oleh Bea dan Cukai Tanjung Priok dari China yang sudah dicoblos bagi pasangan capres cawapres nomor urut 01.
Namun ternyata setelah dilakukan dicek oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) berita itu tidak benar. “Jelas ini semuanya merupakan berita fitnah, berita-berita yang mengumbar rasa cemas dan bermusuhan,” kata Tjahjo di Jakarta, Kamis (3/1).
Menurut Tjahjo, berita-berita tersebut sudah tidak bisa ditolerir lagi karena merusak proses konsolidasi demokrasi yakni pemilu langsung April 2019 yang tahapannya berjalan transparan dan demokratis.
Sementara itu terkait informasi hoaks 7 kontainer surat suara yang sudah dicoblos, Komisioner Komisi Pemilihan Umum ( KPU) Viryan Azis berharap polisi segera mendalami akun-akun di media sosial yang menyebarkan informasi tersebut.
“Siapa pun yang mem-posting itu kami harap segara bisa didalami oleh pihak kepolisian,” kata Viryan, di Kantor KPU, Jakarta, Kamis (3/1).
Lebih lanjut Viryan menambahkan sejak beredar informasi tentang 7 kontainer surat suara pemilu yang dicoblos, meski meyakini bahwa kabar merupakan hoaks KPU tetap melakukan verivikasi langsung ke Bea dan Cukai Tanjung Priok untuk memastikannya.
Terbukti akhirnya kabar tersebut merupakan berita hoaks semata.
Lebih lanjut Viryan menjelaskan sejauh ini Sekretariat dan Biro KPU sudah mendata beberapa akun media sosial baik di Facebook maupun Twitter yang menyampaikan informasi bohong tersebut.
“Kan itu bisa di-tracking. Semua sudah disampaikan ke polisi, Facebook, dan Twitter terutama. Kami tidak kepada orang per orang, tapi kami sampaikan ada info seperti itu,” kata Viryan.
KPU sepenuhnya menyerahkan proses penyelidikan itu kepada kepolisian untuk menindaklanjuti dan berharap agar pihal-pihak yang sengaja menyebar berita bohong dan fitnah itu diproses secara hukum.
Kabar bohong mengenai 7 kontainer surat suara yang telah tercoblos beredar di beberapa media sosial seperti YouTube, Facebook, dan WhatsApp. Hoaks tersebut berupa rekaman suara seorang lelaki yang menyampaikan pesan sebagai berikut.
“Ini sekarang ada 7 kontainer di Tanjung Priok sekarang lagi geger, mari sudah turun. Di buka satu. Isinya kartu suara yang dicoblos nomor 1, dicoblos Jokowi. Itu kemungkinan dari China itu. Total katanya kalau 1 kontainer 10 juta, kalau ada 7 kontainer 70 juta suara dan dicoblos nomor 1.”
Suara itu lalu lalu meminta agar apa yang ditemukan itu segera disampaikan lebih lanjut.
“Tolong sampaikan ke akses, ke pak Darma kek atau ke pusat ini tak kirimkan nomor telepon orangku yang di sana untuk membimbing ke kontainer itu. Ya. Atau syukur ada akses ke Pak Djoko Santoso. Pasti marah kalau beliau ya langsung cek ke sana ya.”[TGU]