Ilustrasi/istimewa

Koran Sulindo – Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo menghadiri Deklarasi Alumni Jogja Satukan Indonesia di Stadion Kridosono, Yogyakarta, hari ini. Deklarasi dukungan kepada Jokowi-KH Ma’ruf Amin pada Pilpres 2019 itu dihadiri lebih 30 ribu orang.

Dalam acara itu, Jokowi mengatakan Yogyakarta merupakan miniatur Indonesia yang menjadi tempat dirinya ditempa dan dididik.

“Saya dididik dan ditempa di Yogyakarta,” kata Jokowi, yang mengaku hafal betul berbagai hal yang berhubungan dengan Jogja, termasuk kawasan dan beragam agenda budaya di wilayah itu.

Menurut Jokowi, ia ingin menyampaikan bahwa Indonesia merupakan negara besar yang dianugerahi Tuhan beragam suku, adat, tradisi, budaya, dan budaya daerah.

“Semua dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Rote semuanya ada di Yogyakarta,” katanya.

Selanjutnya Jokowi mengatakan pemimpin harus berada di depan saat rintangan datang dan bukan menyebarkan pesimisme.

“Pemimpin itu rintangan sebesar apapun dia harus di depan, pemimpin itu tantangan sebesar apapun dia harus di depan,” katanya.

Di panggung yang berbentuk jempol itu dan berhadapan dengan sekitar 30 ribu orang yang memenuhi Stadion Kridosono, Jokowi sekali lagi mengatakan tidak gampang mengurus negara sebesar Indonesia.

“Jangan dipikir gampang mengelola negara sebesar Indonesia, benar tidak? Tapi yang paling penting, pemimpin itu harus bisa memberikan aura optimistis kepada rakyatnya, jangan sampai pemimpin membawa pesimisme, menakut-nakuti, mengatakan Indonesia akan bubar 2030,” katanya.

Jokowi mengaku sejak memerintah pada 2014, ada banyak fitnah dan kabar bohong yang menyerang dirinya, tapi ia memilih untuk diam saja.

“Saya sebetulnya sudah diam selama 4,5 tahun, difitnah-fitnah saya diam, dihujat saya diam, tetapi hari ini di Yogya saya sampaikan saya akan lawan!” kata Jokowi lantang dan bersuara serak.

Perlawanan itu bukan untuk dirinya sendiri tapi untuk seluruh rakyat Indonesia.

“Ingat sekali lagi akan saya lawan.  Bukan untuk diri saya, tapi ini untuk negara,” kata Jokowi.

Deklarasi

Pernyataan deklarasi dibacakan santriwati Pondok Pesantren Ali Maksum Krapyak, Yogyakarta Yafi Alfita, di hadapan capres Jokowi dan istrinya Iriana Jokowi dan sejumlah tokoh.

“Satu, dengan penuh rasa syukur dan mengharapkan rahmat Tuhan yang Maha Kuasa kami Alumni Jogja SATUkan Indonesia menyatakan siap mendukung Jokowi-Maruf Amin sebagai capres dan cawapres 2019-2024 karena mereka berdua telah terbukti setia menjaga Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika, Insya Allah amanah,” kata Yafi, di stadion Kridosono, Yogyakarta, Sabtu.

Kedua, Alumni Jogja SATUkan Indonesia siap memenangkan pasangan Jokowi-Maruf Amin karena terbukti menjadi sosok pemimpin yang religius, toleran dan nasionalis. Mereka berdua taat beribadah sekaligus mampu menempatkan kepentingan nasional di atas kepentingan golongan dan pribadi, Insya Allah menang.

Ketiga, Alumni Jogja SATUkan Indonesia mendukung Jokowi-Ma’ruf Amin karena memiliki visi program pembangunan yang berorientasi kepentingan rakyat, menjaga visi nusantara dan memiliki komitmen berdasarkan politik kesejahteraan yang beradab, Insya Allah berlanjut.

“Keempat, kami aLumni Jogja SATUkan Indonesia mendukung Jokowi-Maruf Amin karena karena pribadi sederhana, tidak KKN dan antikorupsi. Jokowi-Maruf Amin berkomitmen menjalankan pemerintahan yang bersih, akuntabel menuju masa depan yang adil dan sejahtera. Semoga terpenuhi cita-cita kita bersama,” kata Yafi.

Sejumlah tokoh terlihat hadir di lokasi, antara lain Pramono Anung, Basuki Hadi Mulyono, Budi Karya Sumadi, Slamet Rahardjo, Hanung Bramantyo, Djadug Ferianto, dan Yenni Wahid.

Andy F Noya bertindak sebagai pembawa acara dalam deklarasi itu dan memandu rangkaian acara deklarasi. Sementara Budayawan Slamet Raharjo membacakan puisi Mustofa Bisri (Gus Mus).

Acara tersebut juga disemarakkan musisi Marzuki Kill the DJ, orkestra gamelan Djaduk Ferianto, musisi Sri Krishna, kelompok musik legendaris God Bless yang dimotori oleh Ahmad Albar dan Ian Antono.

UGM

Jokowi tiba di boulevard Universitas Gadjah Mada (UGM) yang berjarak sekitar dua kilometer dari Stadion Kridosono.

Saat menuju ke Stadion Kridosono, Jokowi dan Iriana menaiki sepeda onthel dari bundaran UGM dan disambut disambut atraksi kesenian reog Mahesa Nempuh Kraton Ngiyom pimpinan budayawan Bramantyo dan Kuda Lumping, dan orkestra gamelan oleh Djaduk Ferianto.

Jokowi mengenakan jaket dan kaus putih bertuliskan “Alumni Jogja SATUkan Indonesia”, Iriana juga mengenakan kaus yang sama.

Sepanjang jalan, beberapa warga berusaha mendekat untuk bersalaman dan berswafoto dengan Jokowi. Saat menuju ke Stadion Kridosono, Jokowi disambut oleh atraksi kesenian Reog Mahesa Nempuh Kraton Ngiyom pimpinan budayawan Bramantyo dan kuda lumping, orkestra gamelan oleh Djaduk Ferianto dan seniman Yogyakarta lainnya.

Di dalam stadion juga ada pasar kangen dan photo booth. Di luar stadion, akan disediakan dua layar LED, sehingga para peserta yang tidak dapat masuk ke stadion dan mendekati panggung utama dapat menyaksikan berbagai kegiatan dari layar tersebut.

Sebelum menghadiri acara dekalrasi ini, Jokowi menyempatkan diri melayat ke rumah almarhum Ketua Umum Seknas Jokowi, M Yamin, yang meninggal dunia Jumat (22/3/2019) kemarin dan dimakamkan di Yogya hari ini. [DAS]