Jokowi: Bukan Zamannya Lagi Politik Sontoloyo

Ilustrasi: Presiden Joko Widodo usai menghadiri pembukaan Trade Expo Indonesia Ke-33 di Indonesia Convenction Exhibition, Tangerang pada Rabu (24/10/2018)/Antara-Bayu Prasetyo

Koran Sulindo – Presiden Joko Widodo mengatakan bukan zamannya lagi menggunakan kampanye-kampanye dengan cara adu domba, politik pecah belah, dan politik kebencian.

“Kalau masih memakai cara-cara lama seperti itu, masih politik kebencian, politik sara, politik adu domba, politik pecah belah, itu yang namanya tadi politik sontoloyo,” kata Presiden Jokowi, usai menghadiri pembukaan Trade Expo Indonesia Ke-33 di Indonesia Convenction Exhibition, Tangerang, Jawa Barat, Rabu (24/10/2018), seperti dikutip antaranews.com.

Menurut Jokowi, saat menjelang pemilihan umum seperti saat ini, politisi menggunakan sejumlah upaya untuk meraih simpati rakyat, bahkan dengan cara-cara yang tidak sehat.

“Lawan-lawan politik kerap menggunakan cara tidak beretika dalam berkampanye,” katanya.

Jokowi mengajak para politisi untuk berkompetisi pada masa kampanye Pemilu dengan bertanding kebaikan program, gagasan pembangunan dan adu prestasi serta rekam jejak.

Sebelumnya pada saat penyerahan sertifikat hak atas tanah kepada masyarakat Jakarta di Lapangan Ahmad Yani, Presiden berpesan kepada masyarakat untuk berhati-hati dengan isu yang berkaitan dengan politik.

Ia mengingatkan masyarakat jangan terpengaruh oleh politikus yang hanya memanfaatkan untuk kepentingan sesaat dengan mengorbankan persatuan, persaudaraan dan kerukunan bangsa.

“Banyak politikus yang baik-baik, namun banyak juga politikus yang sontoloyo,” kata Jokowi.

Marah

Sementara itu, Sekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Raja Juli Antoni, menilai Presiden Jokowi menyinggung politisi “sontoloyo” itu karena marah nasib rakyat dipermainkan.

“Pak Jokowi marah jika nasib rakyat dipermainkan oleh pihak mana pun termasuk para politisi. Pak Jokowi akan ‘pasang badan’ bila kepentingan rakyat diganggu,” kata Antoni, di Jakarta, Rabu (24/10/2018), seperti dikutip antaranews.com.

Menurut Antoni, Jokowi adalah politisi yang santun. Selama ini ia tidak pernah marah meski sudah berulang kali dihina, dicaci, dan difitnah secara personal. Namun ketika ada pihak-pihak yang mempermainkan nasib rakyat, Presiden akan marah.

“Kita boleh beda kepentingan politik, tapi kalau ada kebijakan baik yang berorientasi untuk kepentingan rakyat, kita harus bersatu. Berhenti ‘nyinyir’. Berhenti menjadi politisi ‘sontoloyo’,” kata Antoni. [DAS]