Presiden Joko Widodo saat menyampaikan Pidato Kenegaraan

Koran Sulindo – Presiden Joko Widodo mengatakan saat ini banyak yang masih salah menafsirkan bahwa pembangunan infrastruktur fisik seperti jalan tol, bandara, dan juga MRT, LRT hanya dilihat dari sisi fisiknya saja.

“Padahal sesungguhnya kita sedang membangun peradaban, membangun konektivitas budaya, membangun infrastruktur budaya baru,” kata Presiden Jokowi dalam pidato Nota Keuangan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (16/8).

Presiden menuturkan, percepatan pembangunan infrastruktur bukan hanya dimaksud untuk mengejar ketertinggalan dengan negara lain, melainkan juga menumbuhkan sentra-sentra ekonomi baru yang mampu memberikan nilai tambah bagi daerah-daerah di seluruh penjuru tanah air.

“Itulah sebabnya infrastruktur tidak hanya dibangun di Pulau Jawa, tapi Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Maluku dan Nusa Tenggara sampai Tanah Papua,” terangnya.

“Karena sebagai bangsa yang majemuk, kita ingin tumbuh bersama, sejahtera bersama, dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote. Satu hal yang tidak boleh kita lupakan dalam membangun bangsa ini adalah membangun mental dan karakter bangsa,” imbuhnya.

Menurut Presiden, pembangunan infrastruktur fisik harus dilihat sebagai cara untuk mempersatukan, mempercepat konektivitas budaya yang bisa mempertemukan berbagai budaya yang berbeda di seluruh Nusantara.

“Orang Aceh bisa mudah terhubung dengan orang Papua, orang Rote bisa terhubung dengan saudara-saudara kita di Miangas, sehingga bisa semakin merasakan bahwa kita satu bangsa, satu tanah air,” papar Jokowi.

Genjot Investasi
Selaim itu pemerintahan Jokowi-Jk akan memfokuskan anggaran tahun depan untuk mendukung investasi dan peningkatan daya saing melalui sumber daya manusia (SDM). APBN 2019 dirancang dengan belanja Rp 2.439,7 triliun.

“Untuk menunjang tujuan tersebut, kebijakan fiskal dan APBN tahun 2019 dirancang dengan tema APBN untuk Mendukung Investasi dan Daya Saing melalui Pembangunan Sumber Daya Manusia,” ujar mantan gubernur DKI Jakarta itu.

Fokus tersebut diwujudkan ke dalam tiga strategi, antara lain menjaga iklim investasi, belanja yang produktif, dan mendorong efisiensi pembiayaan.

“Mobilisasi pendapatan yang realistis dengan tetap menjaga iklim investasi, peningkatan kualitas belanja agar lebih produktif dan efektif melalui kebijakan value for money untuk mendukung program prioritas, serta mendorong efisiensi dan inovasi pembiayaan,” ujar Jokowi.

APBN 2019 juga dirancang cukup realistis untuk memajukan pembangunan Indonesia.

“Sehat karena APBN disusun dengan prudent, realistis, dan efektif untuk memajukan pembangunan Indonesia, serta antisipatif menghadapi tantangan domestik dan global,” ujar Presiden Jokowi. [CHA/TGU]