Dalam sejarah perkembangan pertanian modern Amerika Serikat, nama John Deere tidak sekadar merujuk pada sebuah merek ternama di dunia agribisnis.
Di balik nama itu berdiri sosok pekerja keras, pemikir inovatif, dan pengusaha ulung yang mengubah nasib para petani Amerika di abad ke-19. Dari awal yang sederhana sebagai pandai besi di Vermont, John Deere menjelma menjadi pelopor revolusi pertanian berkat temuannya yang visioner yaitu bajak baja yang mampu menjinakkan tanah padang rumput Amerika.
Dari Vermont Menuju Padang Rumput Barat
Menurut laman Biography, John Deere lahir pada 7 Februari 1804 di Rutland, Vermont. Kehidupan masa kecilnya tak mudah. Ayahnya hilang dalam sebuah perjalanan ke Inggris pada tahun 1808, meninggalkan ibunya untuk membesarkannya seorang diri.
Deere mengenyam pendidikan di sekolah umum dan pada usia 17 tahun mulai magang sebagai pandai besi. Empat tahun kemudian, ia sudah cukup percaya diri untuk membuka bengkel pandai besinya sendiri dan menghabiskan lebih dari satu dekade mengasah keterampilan di berbagai kota kecil di Vermont.
Namun, masa depan yang lebih cerah menanti di barat. Pada 1837, di usia 33 tahun, ia meninggalkan kampung halamannya dan menetap di Grand Detour, Illinois—sebuah keputusan yang akan mengubah bukan hanya hidupnya, tetapi juga sejarah pertanian Amerika. Di sana, ia memanggil istri tercintanya, Demarius Lamb, beserta kelima anak mereka untuk bergabung. Keluarga ini kemudian tumbuh menjadi sembilan anak.
Bertahun-tahun memperbaiki bajak membuat Deere paham betul kelemahan alat pertanian yang digunakan saat itu. Bajak dari kayu dan besi cor, yang dirancang untuk tanah ringan di timur, gagal menembus kerasnya tanah padang rumput di barat.
Sebagai seorang pengamat tajam dan pemikir praktis, Deere mulai bereksperimen. Hasilnya adalah bajak baja yang lebih ringan, lebih tajam, dan jauh lebih efisien.
Pada tahun 1838, ia berhasil menjual tiga buah bajak hasil rancangannya. Tahun berikutnya, ia memproduksi 10 bajak, dan angka ini melonjak menjadi 40 pada tahun 1840.
Permintaan yang kian meningkat mendorong Deere untuk bermitra dengan Leonard Andrus pada tahun 1843. Hasilnya signifikan: pada tahun 1846, keduanya memproduksi hampir 1.000 bajak.
Namun, Deere merasa Grand Detour terlalu terpencil untuk mengembangkan usahanya lebih jauh. Maka, ia mengambil langkah besar dengan pindah ke Moline, Illinois, yang terletak di tepi Sungai Mississippi.
Keputusan ini cerdas. Letak strategis Moline memungkinkan akses transportasi dan tenaga air yang lebih efisien, mendorong produksi dan distribusi dalam skala lebih besar.
Dari Pandai Besi ke Industri Baja
Di Moline, Deere mengambil langkah penting lainnya: mengimpor baja dari Inggris untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi produksinya. Pada tahun 1850, perusahaannya sudah mampu menghasilkan 1.600 bajak per tahun.
Tak berhenti di situ, Deere juga memperluas produksi ke peralatan pertanian lainnya, dan menjalin kerja sama dengan produsen baja dari Pittsburgh untuk menghindari ketergantungan terhadap impor.
Pada tahun 1857, produksi bajak tahunan perusahaannya menembus angka 10.000. Sebuah pencapaian luar biasa yang menandai transformasi dari usaha lokal menjadi kekuatan industri nasional.
Puncak dari kerja keras Deere datang pada tahun 1868, ketika ia bersama mitranya secara resmi mendirikan Deere & Company. Perusahaan ini menjadi warisan bisnis berkelanjutan yang masih eksis hingga hari ini.
Bahkan pada tahun 2012, nilai perusahaan ini tercatat telah melebihi $40 miliar, menjadikannya salah satu perusahaan manufaktur peralatan pertanian terbesar di dunia.
Setelah kehilangan istrinya, Demarius, pada tahun 1865, Deere menikahi Lucinda Lamb, saudari iparnya, pada tahun 1867. Ia tak hanya dikenal sebagai pengusaha, tetapi juga warga yang aktif dalam kehidupan komunitas Moline. Kiprahnya di kota ini membawanya menjabat sebagai wali kota selama dua tahun.
John Deere meninggal dunia pada 17 Mei 1886 di rumahnya di Moline. Meski telah tiada, warisannya terus hidup. Bukan hanya dalam bentuk perusahaan yang membawa namanya, tetapi juga dalam semangat inovasi, kerja keras, dan kepekaan terhadap kebutuhan masyarakat yang ia tunjukkan sepanjang hidup.
John Deere bukan hanya pandai besi. Ia adalah simbol dari transformasi pertanian Amerika, seorang pelopor yang mampu melihat peluang di balik tantangan. [UN]