Cafe dan tempat minum kopi menjadi bagian tidak terpisah dengan gaya hidup masyarakat, di desa maupun di kota, tradisional maupun modern.

Cara lama hanya mengenal kopi tubruk (kopi bubuk dalam wadah dituangi air panas) sebagai teknik penyeduhan, kini ada belasan cara dan ragam penyeduhan dengan sensasi rasa yang tentu juga sangat beragam.

Begitu pun dengan jenis kopi, kini masyarakat cukup akrab dengan jenis arabica, robusta, dua jenis kopi yang memang sangat populer dikonsumsi. Apakah ada jenis lain, tentu banyak, salah satunya yang cukup dikenal di beberapa wilayah yaitu kopi liberica.

Beda kopi arabica, robusta dan liberica

– Arabica: merupakan jenis kopi yang paling populer dan dianggap sebagai kopi berkualitas tinggi. Arabica memiliki rasa  asam yang lembut, dan aroma yang khas.

– Robusta: jenis kopi ini memiliki kandungan kafein yang lebih tinggi dibandingkan arabica. Robusta cenderung memiliki rasa yang lebih kuat, pahit, dan kurang asam. Robusta sering digunakan sebagai bahan kopi instan dan kopi campuran, karena lebih murah dibanding arabica.

– Liberica: meskipun kurang populer di sini, liberica adalah jenis kopi yang sangat banyak dikonsumsi di wilayah Afrika. Rasa liberica cenderung unik, dengan karakteristik buah-buahan yang berbeda.

Kopi Arabica dan Robusta adalah dua jenis kopi yang paling dominan di pasar dunia. Kedua jenis ini memiliki karakteristik yang berbeda dan banyak digunakan di seluruh dunia untuk berbagai keperluan.

Arabica secara geografis, banyak diproduksi di wilayah/dataran tinggi dengan iklim yang lebih sejuk. Robusta bisa tumbuh dengan baik di dataran rendah, produksinya lebih banyak dibanding arabica. Biji kopi robusta tahan terhadap hama dan penyakit, membuatnya lebih mudah diproduksi di berbagai kondisi lingkungan.

Liberica berasal dari Afrika Barat dan dianggap sebagai jenis kopi yang kurang populer dibandingkan Arabica dan Robusta, karena produksinya juga sedikit.

Ragam Menyeduh Kopi

Ada berbagai teknik menyeduh kopi yang populer di kalangan pencinta kopi, dan pilihan teknik ini seringkali dipengaruhi oleh preferensi rasa, alat yang tersedia, dan keinginan untuk menghasilkan kopi dengan karakteristik tertentu. Berikut adalah beberapa teknik menyeduh kopi yang umum digunakan:

– Kopi seduh (brewed coffee)

Kopi yang diseduh, atau kerap disebut kopi saring, melibatkan pembuatan kopi bubuk dalam air panas.

Campuran ini biasanya memanfaatkan air mendidih dan filter kertas atau metal untuk memisahkan bubuk atau ampas dari kopi yang diseduh. Nah, dalam secangkir kopi seduh (237 ml) ini biasanya mengandung sekitar 95 mg kafein.

– Kopi seduh decaf (decaffeinated brewed)

Kopi decaf adalah kopi yang kadar kafeinnya telah dihilangkan dengan air, pelarut organik, atau karbon dioksida.

– Kopi seduh dingin (cold brew coffee)

Ini bukanlah kopi seduh yang disajikan dengan air dingin atau es batu. Untuk membuat cold brew coffee, Anda perlu merendam bubuk kopi dalam air bersuhu ruang dengan durasi 8-24 jam.

– Espresso

Espresso adalah kopi yang dibuat dengan cara memberi tekanan pada bubuk kopi yang sangat halus dengan air panas atau uap yang sangat panas. Ukuran penyajian espresso umumnya jauh lebih kecil dari pada kopi seduh karena kandungan kafeinnya yang tinggi. Satu cangkir espresso hanya berisi 30 ml kopi.

Tentu masih ada puluhan cara atau teknik seduh kopi yang khas dari setiap wilayah/daerah. Tidak ada yang lebih unggul atau lebih enak, semua punya penggemar sendiri.

Setiap teknik menyeduh memberikan pengalaman rasa yang berbeda, dan keputusan memilih teknik tertentu sering kali tergantung pada preferensi pribadi. Selain itu, penggunaan biji kopi yang berkualitas, pengukuran yang tepat, dan kontrol suhu air juga memainkan peran penting dalam menciptakan kopi yang lezat.

Biji kopi bisa disimpan lama. Untuk penyajian disarankan biji kopi sangrai digiling saat akan diseduh, kopi giling tidak bagus jika sudah terlalu lama disimpan.  [KS]