Jenderal (Purn.) Moeldoko Tanggapi Soal Perampokan Staf Ahli KSP

Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn.) Moeldoko

Koran Sulindo – Staf Ahli Muda Kedeputian III Bidang Kajian Pengelolaan dan Isu Ekonomi Strategis Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Armedya Dewannha, menjadi korban perampokan pada 8 Juni 2018 lalu. Tempat kejadiannya di Jalan Gajah Mada, kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat.

Ketika itu, Armedya sedang mengemudikan mobil seorang diri. Tiba-tiba ada pengendara sepeda motor yang berteraik ban mobil Armedya kempis. Maka, Armedya pun turun dan memeriksa ban mobilnya.

Saat itulah, pelaku perampokan langsung membuka pintu mobil Armedya dan mengambil sejumlah barang yang ada di dalamnya. Yang diambil antara lain satu unit MacBook ME294, harddisk Seagate, harddisk Western Digital putih milik kantor KSP, dan uang tunai senilai Rp 3,3 juta.

Kabar yang beredar mengatakan, banyak dokumen penting negara ada dalam perangkat komputer yang dirampok tersebut. Namun, Kepala KSP Jenderal (Purn.) Moeldoko membantah haln tersebut.

Menurut Moeldoko, perampokan yang dialami Armedya Dewannha tak turut menghilangkan dokumen penting negara. Karena, dokumen yang ada dalam perangkat komputer itu memang tidak berisi dokumen rahasia negara. Dokumen-dokumen itu justru boleh diketahui publik.

“Bagi KSP, hampir semua pekerjaan justru kami umumkan. Tidak ada yang dirahasiakan. Karena itulah data-data yang memang harus kita publish,” tutur Moeldoko pada acara diskusi publik bertajuk “Netralitas Aparat dalam Pilkada dan Pemilu” di Jakarta, Kamis (5/7).

Moeldoko juga mengatakan, KSP akan menerbitkan buku putih untuk diedarkan kepada masyarakat, yang berisi data yang perlu dipahami oleh semua orang. “Jadi sebenarnya tidak ada pekerjaanKepala Staf Kepresidenan yang rahasia. Hampir semua data, bahkan buku putih yang saya buat nanti, akan saya edarkan kepada siapa pun karena itu berkaitan dengan data-data yang perlu dipahami masyarakat,” tuturnya.  [RAF]