Jelang Akhir Tahun Permintaan Ekstasi Meningkat Tajam

Ilustrasi/istimewa

Koran Sulindo – Penyeludupan narkoba jenis ekstasi ke Indonesia pada akhir Oktober 2018 mengalami peningkatan yang signifikan. Hasil analisa dan evaluasi Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, barang haram tersebut akan digunakan pada saat akhir tahun nanti.

Wakil Direktur IV Narkoba Bareskrim, Kombes Krisno Halomoan Siregar mengatakan penyeludupan ekstasi mengalami peningkatan. Hal itu berdasarkan dari jumlah kasus yang diungkap, seperti di Polda Riau berhasil menyita 50 ribu butir ekstasi. Kemudian di Polda Sumatera Selatan, 14 ribu butir ekstasi yang diamankan. Lalu, Polrestabes Surabaya mengungkap 4.000 butir pil haram tersebut.

Krisno mengatakan dari seluruh jajaran kepolisian pada minggu ke-4 bulan Oktober ini berhasil menyita sebanyak 94.799 butir. Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pengungkapan pada minggu ke-4 bulan September yakni 9.652 butir.

“Kami menganalisa ini terkait event-event akhir tahun yang tentunya banyak di tempat-tempat hiburan malam (THM) atau pesta privat lainnya para pengguna menggunakan untuk kepentingan tersebut,” kata Krisno di Kantor Direktorat IV Narkoba Bareskrim, Cawang, Jakarta Timur, Jumat (26/10/2018).

Selain ekstasi, narkotika jenis sabu juga mengalami peningkatan. Di akhir Oktober ini jajaran kepolisian mengamankan barang bukti seberat 67,7 kilogram. Sementara pada pekan ke-IV September kemarin, pihak kepolisian menyita 55 kilogram. Ia mengatakan sabu masih mendominasi narkotika yang paling banyak digunakan di Indonesia.

Pengungkapan Kasus Polda Sumut Rangking Pertama

Perwira melati tiga itu menambahkan dari tingkat kerawanan wilayah, Polda Sumatera Utara masih menempati urutan pertama jumlah kasus yang dapat diungkap. Sementara urutan kedua Polda Riau dan ketiga Polda Jawa Timur

“Polda Sumut 137 kasus, Polda Riau 99 kasus dan Polda Jatim 98 kasus,” bebernya.

Dari hasil penangkapan dengan jumlah barang bukti ekstasi dan sabu yang menonjol, penyeludupan oleh jaringan internasional masih menggunakan jalur laut yakni dari Malaysia ke Indonesia melalui jalur Johor – Dumai – Bengkalis. “Masih merupakan jalur yang harus diwaspadai karena merupakan rute yang singkat dan dianggap jalur yang aman bagi para penyelundup Narkoba dari Malaysia Johor ke Indonesia,” kata Krisno.

Krisno mengatakan pihak kepolisian akan terus bekerjasama dengan stakeholder dalam memerangi narkoba. [YMA]