Koran Sulindo – Hampir di setiap wilayah DKI Jakarta terkepung banjir. Banjir yang terjadi karena insentitas curah hujan yang begitu tinggi dua hari terakhir ini.
Seperti di Jakarta Selatan, setidaknya terdapat 25 titik lokasi banjir di ruas jalan Jakarta Selatan dengan ketinggian air antara 30 sentimeter hingga 150 cm.
Banjir menutup ruas jalan dengan panjang antara 20 meter hingga dua kilometer sejak pukul 06.00 WIB.
Hingga berita ini diturunkan, 25 ruas jalan tersebut masih terendam banjir dan belum bisa diakses.
Tak hanya di Jaksel, sejumlah rumah toko di Jalan Jatinegara Barat, Kelurahan Kebon Pala, Jatinegara, Jakarta Timur juga masih kebanjiran dengan ketinggian air sekitar 30 sentimeter.
Kondisi air masih cukup tinggi dan membuat sejumlah kendaraan roda dua mogok karena air mencapai mesin kendaraan.
Meski begitu, banjir tersebut menjadi arena bermain dadakan bagi anak-anak yang tinggal di sekitar lokasi banjir dan sejumlah pengendara motor justru memanfaatkannya untuk mencuci motor.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebutkan ada 200 RT dari 30.070 RT yang terkena dampak banjir akibat hujan ekstrem pada Sabtu dini hari.
“Itu data 200 RT per jam 09.00 WIB pagi tadi ya,” kata Anies di Pos Pantau Pintu Air Manggarai.
Anies mengklaim, hanya 329 kepala keluarga yang terkena dampak banjir dari 3,6 juta kepala keluarga di DKI Jakarta.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Pemprov DKI Jakarta itu, sedikitnya ada 26 lokasi pengungsian yang dapat diisi oleh warga korban banjir.
Selanjutnya di Jakarta Barat. Ada sebanayak 35 kepala keluarga mengungsi ke tempat aman akibat banjir setinggi 1,3 meter melanda di Jalan Adhi Karya, Kebon Jeruk Kedoya Selatan, Jakarta Barat.
Menurut data yang dijabarkan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kecamatan Kebon Jeruk, Yudhistira Adi Nugraha, tujuh RT di lingkungan RW 05 Kedoya Selatan terdampak banjir hingga kurang lebih satu meter di antaranya RT 02,03,04,05,12,13 dan 16 dengan total warga yang mengungsi sebanyak 107 jiwa.
Selain itu, kawasan Kelurahan Kedoya Selatan yang tergenang air setinggi 15 sentimeter hingga 80 sentimeter, antara lain Jalan H Marzuki Kedoya Pulo, Jalan Puri Kembangan gang Pandan, Jalan Puri Kembangan Budi Murni, dan Jalan Pilar Mas Metro TV.
Sementara di Kelurahan Duri Kepa, Jalan Kali Sekretaris terjadi banjir setinggi kurang lebih 60 sentimeter.
Kemudian Kelurahan Kebon Jeruk tepatnya di Jalan Perjuangan setinggi 60 sentimeter, Komplek Prisma Kedoya Permai setinggi 60 sentimeter, Komplek Taman Kedoya Permai setinggi 30 sentimeter, dan Jalan HH Gang I setinggi 80 sentimeter.
Lalu di Kelurahan Sukabumi Selatan, Jalan Ahirot terjadi banjir kurang lebih 50 sentimeter.
Terakhir di Kelurahan Kedoya Utara, Jalan Pesing Garden ketinggian air mencapai 30 sentimeter dan Jalan Panjang Kedoya antara 10-20 sentimeter.
Adapun banjir di Jalan Pesing Garden Gang Pancasila setinggi satu meter membuat 63 orang mengungsi di Masjid Al Hidayah RT 01/08, dan di Jalan Pesing Koneng setinggi 60 sentimeter menyebabkan 64 orang mengungsi di Mushola Al Muahidin.
Selanjutnya di Jakarta Pusat. Pemerintah Kota Jakarta Pusat menyiapkan dua lokasi pengungsian untuk korban banjir di Kelurahan Bendungan Hilir , Tanah Abang, Jakarta Pusat yakni di Masjid Al Fallah Bendungan Hilir dan Rumah Susun Bendungan Hilir.
Warga yang terkena dampak banjir itu sekitar 170 warga. Sebanyak 110 warga dievakuasi ke Masjid Al Falah, sisanya dievakuasi di Rumah Susun Benhil.
Plh Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi mengatakan, setiap warga yang dievakuasi menjalani pemeriksaan tes Covid-19 usap antigen dari Puskemas Tanah Abang.
“Kita juga bagikan masker, kita minta, warga ini pakai masker terus sampai air surut,” ujar Irwandi di lokasi, Sabtu (20/2).
Di samping itu, makanan dan juga kebutuhan lainnya seperti selimut, alas tidur dan obat-obatan sudah disiapkan di dua titik pengungsian itu.
Irwandi mengatakan akibat pandemi Covid-19, banyak warga yang terkena dampak banjir di Bendungan Hilir memilih untuk tetap tinggal di rumah.
“Mereka mungkin mau menghindari Covid-19. Ya kita perbolehkan karena rumahnya juga memungkinkan. Tadi, saya bagikan makanan juga ke mereka,” kata Irwandi.
Kelurahan Bendungan Hilir menjadi titik paling terkenda dampak di Jakarta Pusat akibat hujan ekstrem yang melanda Ibu Kota pada Sabtu dini hari.
Hujan itu menyebabkan volume Kali Krukut di dekat Kelurahan Bendungan Hilir bertambah dan melimpas ke permukiman hingga akses jalan warga setinggi 70 sentimeter hingga 1,2 meter.
Disisi lain, Kapolsek Kembangan Jakarta Barat Kompol Khoiri mengangkut seorang nenek warga Kembangan Utara bernama Aisyah (65) di sekitar lampu merah Jalan Puri Kembangan dengan gerobak untuk melintasi banjir di daerah itu.
Khoiri berinisiatif meminjam gerobak warga untuk mengevakuasi nenek tersebut agar sampai ke rumahnya. Nenek Aisyah, bersama para ibu lainnya kemudian naik ke gerobak yang ditarik Khoiri bersama anggota Polsek Kembangan lainnya untuk menerjang genangan.
Terkait dengan musibah banjir, Khoiri mengimbau warga untuk lebih waspada dan berhati-hati.
Berdasarkan informasi terkini, berikut daftar wilayah Kembangan Jakarta Barat yang tergenang air di Kelurahan Kembangan Selatan, Lampu Lalu Lintas Puri Indah dan Jalan Raya Peanggrahan, ketinggian air 30-40 cm. Jalan H. Sarimun RT 008/01, Bendungan Polor, ketinggian air 50-70 cm.
Kelurahan Kembangan Utara, RW 01, Jalan Kompas RT 01/01, ketinggian air 20-50 cm, RT 07/01, ketinggian air 20-50 cm, RW 02 Jalan Kompas RT 01/02, ketinggian air 20-40 cm, RW 03, RT 05, 06, 07 ketinggian air 20-50 cm, RW 04 Kampung Salo RT 01, 02, 07, 08,09, Jalan Teratai 010 dan 011, ketinggian air 20- 70 cm, RW 05 Taman Kota RT 01,02 dan 016, ketinggian air 20-70 cm, RW 06 Kampung Basmol RT 01s/d 12, ketinggian air 20-40 cm.
Selanjutnya di RW 07 RT 08 Kampung Tangguh Jaya, Kampung Salo, ketinggian air 20 cm, RW 08 RT 01, ketinggian air 20-30 cm, Kp. Baru Rw 10 RT 05 s/d 09, ketinggian air 20-70 cm. Kelurahan Srengseng, Jalan Raya Meruya ilir Pengampuan, ketinggian air 20-30 cm, Jalan Pemacingan RT 07/05, ketinggian air 40-50 cm.
Kelurahan Joglo yakni di Perum Kav Hankam Joglo, Jalan Strategi Raya, Jalan Rudal Raya, Jalan Bazoka Raya RT 01/06, ketinggian air 30-40 cm, Perum Joglo Baru RT 07/06, ketinggian air 30-40 cm, Jalan Raya Joglo Yadika 5, ketinggian air 30-40 cm, Jalan Sayur Asem Joglo RT. 02 /06, ketinggian air 20-30 cm, Jalan AMD RT 12/06 ketinggian air 20- 40 cm.
Selanjutnya di Kelurahan Meruya Utara terdapt di Jalan Raya Meruya ilir RT 01/05, ketinggian air satu meter, Jalan Jomas Pemuliman RT 08/05, ketinggian air mencapai 1,5 meter. Untuk pengungsi di Mushola Nurul Iman Kelurahan Meruya Utara, sebanyak 20 KK dan Mushola Al Hidayah Srengseng sebanyak 42 KK.
Adapun 25 titik banjir di Jaksel yakni di Jalan Swadaya dengan ketinggian air 60 cm, panjang jalan terendam 200 meter. Kondisi tidak bisa dilalui oleh kendaraan roda empat dan roda dua.
Kemudian di Jalan M Saidi Raya, ketinggian 30 cm, panjang jalan terendam 30 meter, tidak bisa dilalui kendaraan roda empat dan roda dua. Jalan ITC Cipulir, ketinggian 40 cm, panjang jalan terendam 200 meter, kondisi tidak bisa dilalui kendaraan roda empat dan roda dua.
Jalan Gandaria V, ketinggian 150 cm, panjang jalan terendam satu km, tidak bisa dilalui kendaraan roda empat dan roda dua. Jalan Moh Kahfi II, ketinggian 15-20 cm, panjang jalan terendam satu km, tidak bisa dilalui kendaraan roda empat dan roda dua.
Jalan Pemuda Srengseng Sawah, ketinggian 60 cm, panjang jalan terendam 100 meter, tidak bisa dilalui kendaraan roda empat dan roda dua. Jalan Kapten Tanderan, ketinggian 30-50 cm, panjang jalan terendam satu km, tidak bisa dilalui kendaraan roda empat dan roda dua.
Gang Langgar, ketinggian 150 cm, panjang jalan terendam tiga km, tidak bisa dilalui kendaraan roda empat dan roda dua. Jalan Bank, ketinggian 50 cm, panjang jalan terendam dua km, tidak bisa dilalui kendaraan roda empat dan roda dua.
Jalan Pulo ketinggian 150 cm, panjang jalan terendam satu km, tidak bisa dilalui kendaraan roda empat dan roda dua. Jalan Pangeran Antasari, ketinggian 20 cm, panjang jalan terendam 30 meter, bisa dilalui kendaraan roda empat dan roda dua.
Jalan Jenderal Sudirman, ketinggian 30-50 cm, panjang jalan terendam 5-10 meter, tidak bisa dilalui kendaraan roda empat dan roda dua. Komp Polri, ketinggian 50 cm, panjang jalan terendam 10 meter, tidak bisa dilalui kendaraan roda empat dan roda dua.
Jalan Puri Mutiara, ketinggian 90 cm, panjang jalan terendam 50 meter, tidak bisa dilalui kendaraan roda empat dan roda dua. Jalan Puri Sakti I, ketinggian 150 cm, panjang jalan terendam 200 meter, tidak bisa dilalui kendaraan roda empat dan roda dua. Jalan Pasar Kambing, ketinggian 100 cm, panjang jalan terendam 250 meter, tidak bisa dilalui kendaraan roda empat dan roda dua.
Jalan Pondok Karya, ketinggian 150 cm, panjang jalan terendam 2 km, tidak bisa dilalui kendaraan roda empat dan roda dua. Jalan Pasar Buncit, ketinggian 60 cm, panjang jalan terendam 200 meter, tidak bisa dilalui kendaraan roda empat dan roda dua.
Jalan Pela Mampang, ketinggian 100 cm, panjang jalan terendam 150 meter, tidak bisa dilalui kendaraan roda empat dan roda dua. Jalan Mampang Prapatan, ketinggian 60 cm, panjang jalan terendam 150 meter, tidak bisa dilalui kendaraan roda empat dan roda dua.
Jalan Al Makmur, ketinggian 120 cm, panjang jalan terendam 80 meter, tidak bisa dilalui kendaraan roda empat dan roda dua. Jalan Pejaten Village, ketinggian 150 cm, panjang jalan terendam 20 meter, bisa dilalui kendaraan roda empat dan roda dua.
Jalan TB Simatupang, ketinggian 100 cm, panjang jalan terendam 60 meter, tidak bisa dilalui kendaraan roda empat dan roda dua. Jalan Benda Bawah Cilandak Timur, ketinggian 100 cm, panjang jalan terendam 50 meter, tidak bisa dilalui kendaraan roda empat dan roda dua. Pintu Tol Ampera, ketinggian 50 cm, panjang jalan terendam 600 meter, tidak bisa dilalui kendaraan roda empat dan roda dua.
Atas dampak banjir yang terjadi di DKI, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan diminta tidak menyalahkan air sebagai penyebab banjir di Ibu Kota yang tak kunjung selesai.
“Kalau banjir, kita jangan salahkan airnya, kalinya,” ungkap aktivis Lingkungan Hidup Chaerudin, Sabtu (20/2).
Anies, kata Chaerudin, harus bisa mengetahui cara dalam menanggulangi masalah musiman itu. “Tapi caranya menangani yang mesti dilihat,” ucap Chaerudin.
Babe Idin juga pembina Kelompok Tani Lingkungan Hidup Sangga Buana di Lebak Bulus ini menilai, banjir tersebut justru merefleksikan diri mengenai apa yang sudah dilakukan dalam menangani permasalahan lingkungan selama ini, khususnya terkait manajemen sungai di Jakarta.
“Normalisasi oke. Tapi jangan nanti pohon bambu ditebang begitu saja dan diganti dengan beton-beton,” ucap Chaerudin.
Chaerudin bersama kelompoknya menanam ribuan pohon bambu di pinggiran Kali Pesanggrahan. Hal itu karena bambu adalah tanaman yang memiliki kemampuan menahan air, dibanding dengan tanaman lainnya.
“Ada Bahasa Betawi, jangan nebangin bambu. Pinggir kali itu peradaban kita, orang kita merdeka juga dari bambu runcing. Maka lestarikan bambu,” kata Babeh Idin.
Oleh karena itu, Babe Idin agar jajaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memahami pentingnya manajemen menyeluruh.
Selain menanam pohon, Babe Idin mengatakan bahwa perlu dilaksanakan manajemen pengelolaan sampah yang baik. “Sampah itu bisa dimanfaatkan kembali untuk apa saja, termasuk menjadi pupuk untuk pohon-pohon buah produktif,” kata Babeh Idin. [WIS]
(Tulisan ini pernah dimuat pada 20 Februari 2017)
Baca juga:
- Antisipasi Banjir, Pompa-pompa di Jaksel Dipastikan Berfungsi dengan Baik
- Aksi Heroik Petugas Evakuasi Warga Positif Covid-19 di Tengah Kepungan Banjir