Koran Sulindo – Muhammadiyah mengapresiasi terpilihnya Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB untuk periode 2019-2020.

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nasir terpilihnya Indonesia menjadi menunjukkan bukti bahwa dunia mengakui kiprah Indonesia.

“Secara khusus apresiasi disampaikan kepada Presiden Joko Widodo, Wapres Jusuf Kalla, dan Menlu Retno L Marsudi yang berhasil memainkan peran politik luar negeri Indonesia,” kata Haedar seperti disampaikan melalui peryataan persnya, Sabtu (9/6).

Menurut Haedar, sebagai anggota DK PBB, Indonesia berkesempatan mewujudkan misi bangsa yang termaktub dalam Pembukaan UUD 1945.

“Dalam konteks politik global yang makin keras dan dinamis tentu posisi di PBB tersebut menjadi forum bagi Indonesia dalam mewujudkan perdamaian dunia serta tatanan dunia yang lebih adil, beradab, dan berkemajuan,” kata Haedar.

Indonesia menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan setelah mengantongi 144 dari 190 suara anggota PBB di Sidang Umum PBB. Indonesia berhasil melampaui persyaratan minimal 2/3 dari anggota tetap PBB atau 127 suara.

DK PBB beranggotakan 15 negara yang terdiri dari 5 anggota tetap dan 10 anggota tidak tetap. Merujuk Piagam PBB, DK bertanggung jawab utama untuk perdamaian dan keamanan internasional.

DK menjadi lembaga yang memimpin sekaligus menentukan hal apa saja yang menjadi ancaman bagi perdamaian atau tindakan agresi serta menyerukan kepada pihak yang berselisih untuk berdamai.

Dewan ini juga bisa merekomendasikan metode-metode penyelesaian yang sesuai. Untuk beberapa kasus DK dapat memberi sanksi atau justru memberi izin penggunaan pasukan untuk mempertahankan atau memulihkan perdamaian dan keamanan internasional.

DK juga bisa merekomendasikan kepada Majelis Umum untuk menunjuk Sekjen PBB dan penerimaan anggota baru PBB. Bersama-sama Majelis Umum, DK PBB juga bisa memilih hakim-hakim di Mahkamah Internasional.

Dalam keterangannya setelah Indonesia terpilih sebagai anggota tidak tetap DK PBB, Menlu Retno Marsudi menegaskan empat komitmen Indonesia yakni memperkuat ekosistem perdamaian dan stabilitas global.

Selain itu Indonesia juga bercita-cita menguatkan sinergitas antar negara-negara dengan DK PBB dalam menjaga perdamaian sekaligus mendorong terbentuknya global comprehensive approach untuk memerangi terorisme, radikalisme, dan ekstremisme.

“Indonesia juga akan mendorong kemitraan global agar tercapai sinergi antara penciptaan perdamaian dan kegiatan pembangunan berkelanjutan,” kata Retno Marsudi.

Retno juga menambahkan, Indonesia juga berkomitmen untuk membangun kemitraan global yang kuat dalam menciptakan perdamaian, keamanan dan stabilitas tentunya akan berkontribusi pencapaian agenda pembangunan PBB 2030.(TGU)