Jakarta – Serangan Israel telah menghantam satu-satunya gereja Katolik di Gaza pada Kamis (17/07/2025), menewaskan tiga orang dan melukai 10 lainnya, termasuk pastor paroki yang biasa menerima telepon harian dari mendiang Paus Fransiskus.
Mengutip dari The Guardian, lembaga amal Katolik Caritas Internationalis mengatakan ketiga korban adalah Saad Salameh, petugas kebersihan Gereja Keluarga Kudus yang berusia 60 tahun; Fumayya Ayyad, seorang perempuan berusia 84 tahun yang sedang menerima dukungan psikologis di tenda Caritas di kompleks gereja ketika ledakan terjadi; dan Najwa Abu Daoud, 69 tahun, yang duduk di dekat Ayyad.
“Kami sangat terpukul oleh serangan terbaru ini terhadap orang-orang yang hanya berusaha bertahan hidup dan berlindung di gereja,” ujar Sekretaris Jenderal Caritas Internationalis, Alistair Dutton.
“Kematian mereka merupakan pengingat yang menyakitkan akan kondisi menyedihkan yang dialami warga sipil dan tenaga medis dalam pengepungan. Kami berduka atas hilangnya nyawa dan menyerukan semua pihak untuk menghormati kesucian hidup dan ruang-ruang yang melindunginya.”
Ibrahim Saqallah, seorang paramedis di rumah sakit al-Ahli Arab di dekatnya, mengatakan kepada Guardian bahwa sekitar 10 orang terluka, beberapa di antaranya kritis.
Luka-luka tersebut disebabkan oleh pecahan peluru artileri yang meledak.
Saqallah mengatakan rumah sakit telah diberitahu bahwa gereja telah diserang.
“Saya masuk ke ambulans dan langsung menuju ke gereja,” tambahnya.
“Tentara [Israel] ini arogan—mereka tidak membedakan antara Kristen atau Muslim, mereka juga tidak peduli apakah itu gereja, masjid, rumah, atau bahkan sekolah. Kita hidup di tengah perang yang brutal.”
Penembakan gereja juga merusak kompleksnya, tempat ratusan warga Palestina, termasuk anak-anak dan penyandang disabilitas, berlindung selama perang 21 bulan.
Israel mengeluarkan permintaan maaf yang jarang terjadi dan mengatakan sedang menyelidiki.
Attallah Terzi, seorang Kristen berusia 75 tahun yang mengungsi dan kini berlindung di sekolah di sebelah gereja, mengatakan:
“Saya baru saja kembali ke ruang kelas setelah berada di luar selama beberapa menit ketika ledakan besar terjadi. Itu adalah pertama kalinya sejak awal perang suara ledakan begitu kuat.”
Sebelum wafatnya di bulan April, Paus Fransiskus menelepon Gabriel Romanelli, seorang warga Argentina, setiap malam.
Ia memulai rutinitas tersebut pada 9 Oktober 2023, dua hari setelah serangan Hamas terhadap Israel memicu perang yang menghancurkan di Gaza.
Rekaman Reuters dari rumah sakit menunjukkan Romanelli mengalami luka ringan, dengan kaki kiri yang diperban tetapi masih bisa berjalan.
Terzi menyaksikan terbunuhnya seorang perempuan yang sedang membantu seorang pria di kursi roda dan seorang perempuan lain yang kepalanya tertimpa batu yang tampaknya jatuh dari gereja.
Ia juga melihat seorang pemuda terkena pecahan peluru.
Romanelli telah berlari untuk menolongnya sebelum ia sendiri terluka.
Paus Leo XIV mengatakan dalam telegram yang dikirim oleh Sekretaris Negara Vatikan atas namanya bahwa ia “sangat berduka atas hilangnya nyawa dan cedera yang disebabkan oleh serangan militer” dan ia kembali menyerukan gencatan senjata segera.
Dalam sebuah pernyataan, Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni, mengatakan: “Serangan Israel di Gaza juga telah menghantam Gereja Keluarga Kudus. Serangan terhadap penduduk sipil yang telah dilakukan Israel selama berbulan-bulan tidak dapat diterima. Tidak ada tindakan militer yang dapat membenarkan perilaku seperti itu.”
Elizabeth Funnell, perwakilan Timur Tengah untuk lembaga bantuan Katolik Cafod, mengatakan:
“Kami sekali lagi menyerukan kepada komunitas internasional untuk bertindak segera guna melindungi warga sipil, tempat ibadah, dan ruang kemanusiaan, serta memastikan masyarakat di Gaza memiliki akses terhadap hak paling mendasar: kesempatan untuk bertahan hidup.”
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan telah mengetahui laporan tersebut.
“Keadaan insiden sedang ditinjau. IDF melakukan segala upaya yang memungkinkan untuk mengurangi kerugian bagi warga sipil dan bangunan sipil, termasuk tempat-tempat ibadah, dan menyesalkan kerusakan apa pun yang terjadi pada mereka,” tambah pernyataan tersebut.
Gereja Keluarga Kudus di Gaza berbicara dalam pernyataan terpisah tentang “sejumlah korban luka, beberapa dalam kondisi kritis”.
Puluhan warga Palestina tewas dan terluka dalam serangan udara Israel di beberapa wilayah Jalur Gaza pada Kamis (17/07/2025), termasuk empat orang yang tewas dalam serangan di sebuah rumah di dekat sekolah Imam al-Shafi’i di wilayah Zeitoun, Kota Gaza.
Setelah wafatnya Paus Fransiskus, Romanelli, yang telah menjabat sebagai pastor paroki sejak 2019, mengatakan kepada Guardian:
“Bahkan setelah dirawat di rumah sakit, ia terus menelpon untuk menanyakan keadaan kami. Duka kami sangat mendalam karena kami kehilangan seseorang yang kami rasa telah menjadi anggota gereja kami.”
Paus Fransiskus adalah pendukung kuat untuk mengakhiri perang.
Dalam pidato publik terakhirnya pada Minggu Paskah, beliau mengecam “situasi kemanusiaan yang menyedihkan” di Gaza dan memohon kepada Israel dan Hamas untuk “menyerukan gencatan senjata, membebaskan para sandera, dan membantu rakyat yang kelaparan, yang mendambakan masa depan yang damai”. [BP]