Jakarta – Israel mengatakan telah membunuh seorang komandan senior Iran yang membantu merencanakan serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 di Israel selatan, dalam serangan pada hari Sabtu (21/06/2025) di kota Qom.
Mengutip dari BBC, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan pembunuhan Saeed Izadi menandai titik kunci dalam konflik tersebut.
Dia adalah “salah satu dalang” serangan itu, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyebabkan banyak lainnya dibawa ke Gaza sebagai sandera, kata kepala IDF Eyal Zamir.
“Darah ribuan orang Israel ada di tangannya,” katanya pada hari Sabtu, menyebutnya sebagai “pencapaian intelijen dan operasional yang luar biasa.”
Iran belum mengonfirmasi pembunuhan Izadi dan sebelumnya membantah terlibat dalam serangan Hamas.
IDF mengatakan telah menewaskan Izadi dalam sebuah serangan di sebuah apartemen di Qom, sebelah selatan Teheran, pada Sabtu dini hari.
Ia telah memimpin Korps Palestina dari Pasukan Quds milik Korps Garda Revolusi Iran (IRGC), yang bertanggung jawab untuk menangani hubungan dengan kelompok bersenjata Palestina.
Ia dilaporkan berperan penting dalam mempersenjatai dan membiayai Hamas, dan bertanggung jawab atas koordinasi militer antara komandan senior IRGC dan para pemimpin Hamas, kata IDF.
Pada bulan April 2024, Izadi nyaris selamat dari serangan udara Israel yang menargetkan konsulat Iran di Damaskus, Suriah—sebuah serangan yang menewaskan beberapa komandan tinggi Pasukan Quds.
Israel pada Sabtu malam juga mengklaim telah menewaskan komandan Pasukan Quds lainnya, Behnam Shahriyari dalam serangan drone saat ia bepergian dengan mobil melalui Iran barat.
Shahriyari bertanggung jawab atas pengangkutan rudal dan roket ke kelompok proksi Iran di seluruh wilayah, termasuk Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon, kata IDF.
Jika klaim Israel dikonfirmasi, pembunuhan Izadi dan Shahriyari merupakan pukulan telak bagi IRGC.
Serangan itu terjadi saat konflik antara kedua negara memasuki hari kesembilan, dengan keduanya melancarkan serangan baru pada Sabtu.
Iran mengatakan Israel telah menargetkan fasilitas nuklir di dekat kota Isfahan.
Israel mengatakan pihaknya menargetkan infrastruktur militer di Iran barat daya dan melaporkan setidaknya satu dampak dari drone Iran yang memasuki wilayah udaranya.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan kepada wartawan di Istanbul bahwa keterlibatan AS dalam konflik tersebut akan “sangat sangat berbahaya”.
Pada hari Jumat, ia mengatakan kepada utusan Eropa di Jenewa bahwa Iran tidak akan melanjutkan perundingan mengenai program nuklirnya sampai serangan Israel dihentikan.
Donald Trump telah mengisyaratkan keterlibatan AS dalam serangan Israel terhadap Iran, dengan mengatakan Teheran memiliki “waktu maksimal” dua minggu untuk menghindari kemungkinan serangan udara Amerika jika mereka tidak bernegosiasi mengenai program nuklir mereka.
Para peejabat Iran mengatakan sedikitnya 430 orang, termasuk komandan militer, tewas dan 3.500 orang terluka di Iran sejak konflik dimulai pada tanggal 13 Juni.
Sebuah kelompok hak asasi manusia yang memantau Iran, Kantor Berita Aktivis Hak Asasi Manusia, menyebutkan jumlah korban tewas tidak resmi mencapai 657 pada hari Jumat.
Di Israel, pejabat mengatakan 25 orang telah tewas termasuk satu orang karena serangan jantung. [BP]