Iran menyatakan akan melakukan serangan balasan ke Israel sebagai hukuman atas serangan terhadap konsulatnya di Suriah. Janji itu ditegaskan Iran dalam upacara pemakaman tujuh petugas yang tewas dalam serangan udara di Suriah.
Sikap pemerintah Iran didukung pula oleh warganya yang menggelar demonstrasi dengan berkumpul membawa gambar para korban dan spanduk dengan slogan anti-Israel dan anti-Amerika.
Serangan Israel ke Konsulat Iran di Suriah menewaskan belasan orang termasuk Brigadir Jenderal Mohammad Reza Zahedi, seorang komandan senior Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), yang tewas dalam serangan tersebut.
Panglima IRGC Mayor Jenderal Hossein Salami, menyatakan bahwa tidak akan ada tindakan musuh terhadap Iran yang tidak akan dijawab, sementara mantan komandan Garda Nasional Mohsen Rezaei menegaskan bahwa keputusan untuk melakukan pembalasan terhadap Israel telah dibuat.
Pemakaman para korban tersebut diadakan pada Hari Quds (Yerusalem) tahunan, di mana Iran menggelar demonstrasi besar-besaran pro-Palestina dan anti-Israel di seluruh negeri. Pemimpin kelompok militan Palestina Jihad Islam, Ziad al-Nakhala, juga ikut serta dalam demonstrasi di Teheran.
Serangan udara ini merupakan yang paling mematikan dalam serangkaian serangan terhadap pejabat Iran di Suriah sejak bulan Desember. Iran memperingatkan akan adanya pembalasan keras, meningkatkan potensi konflik yang lebih luas.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa Israel akan merugikan siapapun yang mencoba merugikan mereka.
Sementara di Teheran, peti mati dua perwira Iran dipajang sambil orang-orang berkabung dan mengibarkan bendera Palestina. Ketujuh petugas tersebut diperkirakan akan dimakamkan pada Jumat malam.
Sebagai informasi, demonstrasi Hari Yerusalem di Iran diadakan setiap tahun pada hari Jumat terakhir bulan puasa Ramadan untuk mendukung warga Palestina dan klaim atas Yerusalem Timur. [PAR]