Sulindomedia – Televisi tak akan pernah ditinggalkan pemirsa. Karena dasar penontonnya adalah keluarga. Jadi, selama keluarga masih beraktivitas, televisi tetap eksis. “Hanya saja yang harus dijaga adalah brand atau kontennya,” kata Chief of Programming tvOne Sulaeman Sakib saat jumpa pers road show “8 Tahun tvOne Inspirasi Dunia” di Yogyakarta, Senin kemarin (2/5/2016). Karenanya, Sulaeman Sakib dengan tegas menyatakan, tvOne di usianya yang ke-8 bertekad meningkatkan kualitas isi siarannya.

Hal yang sama juga dilontarkan Chief Operation Officer tvOne, David Burke. Menurut dia, tak sedikit kritik yang membangunan masuk ke tvOne. Kritik tersebut berasal langsung dari masyarakat dan dari lembaga Komisi Penyiaran Indonesia. “Adanya kritik ini  menjadikan kami memperbaiki diri. Tanpa kritik, kami tak akan bisa maju,” tuturnya.

Terlepas dari itu, Burke mengaku sangat bangga dengan program “Breaking NewstvOne. Karena, katanya, “Breaking News, telah menjadi referensi beberapa televisi di Amerika Serikat, Inggris, dan Jepang. Bahkan, dalam waktu dekat, salah satu televisi di Prancis juga akan bergabung. “Sehingga apa yang ditayangkan tvOne tidak hanya inspirasi lndonesia, namun juga inspirasi dunia,” ujar Burke.

Burke ingin tvOne tetap menjadi televisi nomor satu di Indonesia dan menjadi referensi. Maka, sepanjang 2016 ini, demi memuaskan pemirsa dengan tayangan berbobot, tvOne mengusung delapan program baru dan program unggulan, seperti “Kabar Petang”, “Indonesia Lawyer’s Club (ILC)”, “Apa Kabar Indonesia Malam”, “Kabar Siang”, “Benang Merah”, “Boxing Weekend”, “One Pride MMA”, dan “Suara Rakyat”. Untuk “Suara Rakyat” yang menjadi salah satu program unggulan tvOne, akan dipandu duet Effendi Gazalli dan M Qodari, yang selama ini memegang acara “Negeri Setengah Demokrasi” yang sudah tak tayang lagi.

Dalam penjelasannya, baik Effendi Gazalli maupun Qodari menekankan, acara “Suara Rakyat” mencoba mempresentasikan suara rakyat, dengan menghadirkan hasil riset yang dilakukan, meski diakui tak bisa diklaim mewakili suara atau pendapat seluruh rakyat Indonesia.

Effendi Gazalli menegaskan pula, program “Suara Rakyat” lebih menekankan edukasi yang dibalut dengan entertainment, namun tak dibebani harus mengejar rating tinggi. “Dalam acara ini, pemirsa akan disuguhi hasil riset, bukan gosip, dan kami sajikan secara leluasa serta dikemas dengan entertainment,” ungkapnya.

Pada kesempatan itu, Qodari mengungkapkan rasa senangnya terkait dengan hasil riset yang dilakukan berhari-hari, bahkan berbulan-bulan, bisa ditampilkan lebih leluasa, tidak hanya berlangsung selama beberapa menit pada program siaran berita, misalnya. “Sakit rasanya kalau melihat hasil penelitian hanya ditayangkan tiga menit. Padahal, penelitiannya bisa berbulan-bulan,” tutur Qodari. [YUK]